Bahkan, jalan pendekat jelang Jembatan Comal di Pemalang, yang menjadi simbol "penderitaan" pemudik tiap tahun kami dapati sangat sepi pada siang hari.
Di jalur menuju Alas Roban, laju kendaraan kami menyentuh 100 kilometer per jam. Demikian halnya saat memasuki Tegal, Brebes, dan tiba di Cirebon, volume kendaraan bisa dihitung dengan jari dua tangan.
Tak mengherankan jika Condro menganalisa bahwa pemanfaatan jalur Pantura saat ini didominasi pemudik atau penduduk lokal.
Fenomena serupa yang kami dapati di jalur pantai selatan Jawa (Pansela) pada Sabtu (9/6/2018) malam hingga Minggu (10/6/2018) siang.
Bedanya, Pansela menyuguhkan panorama alam yang menawan, sementara Pantura justru membutuhkan sikap ekstra sabar pengguna jalan. Debu dan gersang tak bisa dipisahkan, lekat dengan citra Pantura selama ini.
Selamat Lebaran, selamat berbagi keceriaan di kampung halaman!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.