LOMBOK, KOMPAS.com - Desir ombak Teluk Nipah yang ditingkahi hembusan lembut angin siang itu, membelai sukma sekaligus memanjakan raga. Mata pun terpejam dibuatnya.
Dalam hening, hanya terdengar semilir riak air menyentuh putihnya pasir. Anak kepiting pantai berlalu cepat kala banyu biru toska lelah mendarat.
Di kejauhan, saujana dalam batas cakrawala, jukung-jukung nelayan berpendaran mencari ikan.
Baca juga : Bangun Kawasan Wisata Lombok Lebih Gampang daripada Bali
Kanvas biru raksasa di atas kepala, kian memesona saat awan putihnya berarak, membentuk konfigurasi harmoni lukisan semesta.
Tuhan menciptakan Indonesia bak nirwana. Demikian sempurna. Tak mengherankan, jika keelokan alamnya membuat para investor mancanegara jatuh cinta.
Satu di antaranya investor individual asal Hungaria. Namanya, Antal Valentin. Lebih dari separuh hidup Valentin, sejak 1996, bersentuhan dengan negeri yang disebutnya permata khatulistiwa.
"Saya cinta Indonesia. Cinta pada budaya, makanan, serta keramahan orangnya. Very authentic. Pertama kali saya ke Bali, lalu Yogyakarta, Solo, Jakarta, dan kemudian Lombok Utara," kata Valentin, dalam perbincangan khusus dengan Kompas.com, Kamis (26/4/2018).
Bukan Pulau Dewata yang menurutnya sudah terlalu banyak pebisnis hotel dan sesak, atau Danau Toba yang baru saja beranjak menjadi kawasan pariwisata Bali kedua. Bukan keduanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.