Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waskita Bakal Divestasi Tol Senilai Rp 7,5 Triliun

Kompas.com - 07/04/2018, 07:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Waskita Karya (Persero) Tbk berencana menjual tiga ruas tol milik mereka pada tahun ini. Penjualan tersebut merupakan lanjutan atas tiga ruas tol yang sudah dijual sebelumnya guna memenuhi target ekuitas yang belum tercapai.

Mantan Direktur Utama Waskita M Choliq mengatakan, dengan penjualan keenam ruas tol ini, diharapkan Waskita bisa memperoleh masukan dana sebesar Rp 7,5 triliun.

Baca juga : Waskita Tuntaskan Pembangunan Paket I Tol Ngawi-Kertosono

Sebelumnya, pada akhir tahun lalu Waskita telah mematok ekuitas sebesar Rp 30 triliun. Namun yang bisa tercapai hanya Rp 24 triliun.

“Kurang Rp 6 triliun equity-nya. Kenapa ini tidak bisa tercapai? Karena program divestasinya delay. Tadinya 2017, delay, kira-kira tahun inilah yang saya harapkan bisa didivestasi,” kata Choliq di Jakarta, Jumat (6/4/2018) sore.

Adapun tiga ruas tol yang telah dijual yaitu Tol Kanci-Pejagan, Tol Pejagan-Pemalang, dan Tol Pasuruan-Probolinggo.

Ketiga ruas tol yang dimiliki sepenuhnya oleh Waskita itu dijual dengan instrumen Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).

“Divestasi yang dalam jangka pendek ini, Pak Tunggul (mantan Direktur Keuangan) sudah mendapatkan komitmen pembeli sekitar Rp 5 triliun. Sehingga harapan saya minggu depan itu sudah closing, sudah settlement. Duitnya sudah diterima oleh Waskita, itu Rp 5 triliun,” ungkap Choliq.

“Kalau tadi yang mayoritas, saya jual 70 persen, saya keep 30 persen,” imbuh dia.

Adapun tiga ruas lain yang bakal dijual yaitu Tol Solo-Ngawi, Tol Ngawi-Kertosono dan Tol Semarang-Batang. Kepemilikan saham untuk ketiga tol tersebut masing-masing 40 persen.

Dengan penjualan tersebut, ia berharap, Waskita bisa mengantongi Rp 2,5 triliun dari penjualan.

“Untuk divestasi lain seperti Becakayu dan ruas-ruas lain tetap berjalan. Cuma khusus Trans Jawa ini agak unik, karena ada imbauan. Jadi bukan perintah ya, tapi imbauan Kementerian BUMN, sebaiknya atau idealnya Trans Jawa ini dikuasai BUMN,” tuntas Choliq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com