JAKARTA, KOMPAS.com – Beban kerja berat rupanya menjadi penyebab utama maraknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi yang digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bagaimana tidak, dalam delapan bulan, dari 16 kasus kecelakaan konstruksi, delapan di antaranya terjadi pada proyek yang digarap kontraktor pelat merah itu.
Baca juga : Marak Kecelakaan Kerja, Waskita Akhirnya Pasang Direktur QSHE
“Ya tadi sudah saya singgung sedikit, karena produksinya itu memang banyak,” ungkap mantan Direktur Utama Waskita M Choliq kepada awak media di Jakarta, Jumat (6/4/2018) sore.
Kasus kecelakaan konstruksi yang paling banyak terjadi yakni pada pekerjaan girder. Baik itu yang jatuh saat diangkat maupun terguling ketika girder itu telah diletakkan pada sebuah struktur.
Choliq pun memberikan gambaran atas beratnya beban kerja Waskita pada tahun lalu. Sebagai gambaran, lebih dari 11.000 buah girder yang telah dipasang Waskita sepanjang 2017.
“Coba tanyakan ke kontraktor lain, saya yakin tidak ada yang memasang lebih dari 100. Bandingkan dengan Waskita yang 11.000. Bukan maksud membela (diri) ya,” kata Choliq.
Choliq mengaku, rentetan kecelakaan kerja yang terjadi merupakan pelajaran penting dan berhaga bagi Waskita. Ia berharap, agar kejadian serupa tidak terulang.
Terlebih, dengan adanya susunan direksi baru yang diumumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) siang ini.
Baca juga : Resmi, M Choliq Bukan Lagi Boss Waskita Karya
“Waskita tentu sangat prihatin, mohon maaf atas rentetan kecelakaan yang terjadi,” tutup Choliq.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.