JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Hari Peringatan Air Dunia yang jatuh pada 22 Maret mendatang, krisis air bersih masih mengancam sejumlah kota di dunia. Termasuk, ibu kota Indonesia, DKI Jakarta.
Meskipun hampir 70 persen permukaan bumi ditutup air, nyatanya persediaan air minum tidaklah melimpah seperti yang dibayangkan. Sejumlah ilmuwan dan ahli air di dunia pun telah memperingatkan hal ini sejak beberapa waktu lalu.
"Hanya 3 persen saja yang tergolong air segar," demikian tulis Kementerian PUPR di dalam akun Instagram mereka, yang mengutip laporan BBC, Senin (5/3/2018).
Hasil penelitian yang dilakukan pada 2014 terhadap 500 kota besar di dunia, diperkirakan satu dari empat kota di dunia sedang mengalami krisis air.
Lebih dari satu miliar orang tak memiliki akses terhadap air bersih dan miliaran lainnya mengalami kelangkaan setidaknya satu bulan dalam setahun.
"Menurut proyeksi yang didukung PBB, pada tahun 2030 nanti kebutuhan akan air tawar dunia akan 40% lebih tinggi dari ketersediaan, akibat perubahan iklim, ulah manusia dan pertumbuhan penduduk," demikian tulis mereka.
Berikut kota-kota yang terancam mengalami krisis air:
1. Sao Paolo
Kekeringan yang melanda bagian tenggara Brazil pada 2014 dan 2017 disinyalir mejadi penyebabnya. Pada puncak krisis, kota ini hanya memiliki persediaan air untuk waktu kurang dari 20 hari.
Setelah itu, penampungan air bersih di sana berubah menjadi gurun kering
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.