Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waskita Karya Akui Lalai, Ini Kata Basuki

Kompas.com - 01/03/2018, 16:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono angkat suara soal kelalaian yang dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam sejumlah kasus kecelakaan kerja.

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M Choliq sebelumnya mengakui peningkatan nilai produksi atau nilai proyek yang diperoleh Waskita Karya menyebabkan perhatian terhadap aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3) terabaikan.

Baca juga : Demi Raup Proyek Besar, Dirut Waskita Akui K3 Terabaikan

"Ya makanya ini saya ingatkan, saya kumpulkan. Mereka (BUJT) saling krosceklah," kata Basuki di Kejaksaan Agung, Kamis (1/3/2018).

Sore ini, Menteri Basuki rencananya mengumpulkan sejumlah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan kontraktor di kantornya. Pertemuan dilakukan menyusul telah keluarnya hasil evaluasi atas penghentian sementara proyek dengan konstruksi layang.

Basuki ingin setiap BUMN karya yang bergerak di sektor infrastruktur dapat saling memperkuat kinerja satu sama lain, yaitu dengan cara saling kroscek kinerja satu sama lain.

Kondisi pasca ambruknya crane proyek Double Double Track (DDT) di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Minggu (04/02/2018). Alat berat yang ambruk tersebut menewaskan empat pekerja yang masih berada di lokasi kecelakaan.MAULANA MAHARDHIKA Kondisi pasca ambruknya crane proyek Double Double Track (DDT) di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Minggu (04/02/2018). Alat berat yang ambruk tersebut menewaskan empat pekerja yang masih berada di lokasi kecelakaan.
"Jadi Adhi Karya cek ke Waskita, Waskita cek ke Adhi Karya. Hutama Karya saling ngecek, dimana kelemahan masing-masing untuk memperkuat mereka," sebut Basuki.

Baca juga : Terkait Kecelakaan Kerja, Dirut Waskita Karya Siap Mundur

Sebelumnya, Choliq menyebut, peningkatan nilai proyek yang diterima Waskita cukup tajam dibandingkan dua atau tiga tahun lalu. Saat itu, nilai proyek yang diperoleh Waskita Karya dalam setahun sekitar Rp 10 triliun sampai Rp 15 triliun.

"Tapi 2017 kemarin produksinya sampai Rp 45 triliun sehingga dengan kenaikan ukuran produksi ini maka secara nalar harus diikuti manajemen K3 yang lebih canggih," jelas Choliq saat jumpa pers di Media Center Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).

Baca juga : Waskita Akui Lalai dalam Kecelakaan Kerja Infrastruktur

Peningkatan nilai produksi itu pun kini tengah dievaluasi oleh direksi Waskita Karya. Choliq mengakui kalau saat ini pihaknya masih mencari berapa nilai produksi per tahun yang bisa dan mampu diatasi oleh Waskita Karya.

"Sedang kami kaji secara baik. Karena memang tiga tahun terkahir itu setiap tahunya tumbuh 100 persen. Sedangkan tenaga kerja yang ada jauh di bawah itu. cuma 20 sampai 30 persen dalam tiga tahun kemari," imbuh Choliq.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki HadimuljonoKOMPAS.com/ARIMBI RAMADHIANI Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono
Choliq juga mengakui, peningkatan nilai produksi yang berbanding terbalik dengan jumlah SDM di Waskita Karya tak terlepas dari strateginya sebagai direktur utama. Hal itu kemudian disesali Choliq mengingat imbasnya terhadap kecelakaan kerja yang kerap terjadi pada proyek Waskita Karya.

"Mohon maaf karena kecelakaan kerja paling banyak terjadi di Waskita Karya. Saya 35 tahun di finance jadi yang ada di belakang kepala saya adalah kalau mau jadi perusahaan besar maka cari proyek sebanyak-banyaknya dan sediakan uang secukupnya untuk memulai proyek. Itu membuat K3 sedikit terlupakan," sesal Choliq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau