JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah saat ini tengah gencar membangun infrastruktur, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pembangunan tersebut rupanya turut mendorong arus urbanisasi masyarakat.
Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Wicaksono Sarosa mengatakan, pada 2015 lalu, laju urbanisasi nasional telah mencapai 54 persen. Angka ini diprediksi akan semakin meningkat hingga 66 persen pada 2035.
Baca juga : Urbanisasi Melejit Bisa Timbulkan Masalah Baru Perkotaan
Namun yang jadi persoalan, urbanisasi rupanya tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan. Sebaliknya, urbanisasi justru menimbulkan sejumlah masalah baru.
Dalam hal persoalan fisik, misalnya, urbanisasi justru memperburuk kualitas tata kota. Selain itu, minimnya jumlah lahan pemukiman, mendorong timbulnya lahan pemukiman kumuh baru.
"Di samping tantangan fisik, urbanisasi menimbulkan masalah sosial, ekonomi, budaya, hingga kelembagaan," kata Wicaksono dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Ia menambahkan, urbanisasi juga hanya sedikit memberikan kontribusi terhadap kenaikan PDB per kapita. Dalam medio 1970 hingga 2012, setiap 1 persen laju kenaikan, hanya menyumbang kenaikan sekitar 4 persen terhadap PDB per kapita.
Kenaikan tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, seperti Thailand (7 persen), Vietnam (8 persen) dan China (10 persen).
"Itu artinya urbanisasi di Indonesia kurang menunjang kesejahteraan dibandingkan negara-negara Asia lainnya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.