Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Menipis, Hongkong Berencana Bangun Kota Bawah Tanah

Kompas.com - 17/01/2018, 07:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber Wired

"Apa yang kita pikirkan adalah, jika kita bisa menggunakan sumber daya ruang bawah tanah dengan baik, kita bisa mengubah hambatan menjadi sebuah peluang," kata Ho.

Bukan ide baru

Menggunakan terowongan untuk menciptakan ruang ekstra sebenarnya bukanlah ide baru.

Hongkong sendiri telah memiliki beberapa fasilitas gua batu, termasuk sebuah waduk air asin untuk Universitas Hongkong seluas 4 hektar, pengolahan limbah yang selesai dibangun pada 1995, dan sebuah depot bahan peledak.

Sebuah fasilitas perpindahan sampah yang diperbarui pada tahun 2013 menandai proyek batu karang terbesar di kota sampai saat ini.

Namun, pekerjaan yang sedang berlangsung sekarang lebih megah, yaitu skema untuk mengatur ulang keseluruhan ruang publik di wilayah ini.

"Ketika kami mencoba merelokasi fasilitas di bawah tanah, ini memberi kesempatan untuk merancang ulang seluruh wilayah," kata Edward Lo, perencana kota utama yang bekerja sama dengan Departemen Perencanaan Hongkong.

Fungsi yang bergerak seperti parkir dan penyimpanan data di bawah bumi berarti membuat lahan dapat digunakan untuk perumahan atau bisnis.

Butuh biaya tinggi

Meski demikian, rencana besar ini tidak murah. Pemerintah Hongkong memperkirakan penggalian batu karang saja dapat berkisar antara Rp 89 juta sampai Rp 117,8 juta per meter kubik.

Total biaya konstruksi mungkin Rp 150 juta sampai Rp 214 juta per meter kubik. Satu garasi parkir 12 mobil yang sangat kecil bisa menghabiskan biaya 7,3 juta dollar (Rp 97 miliar).

"Terowongan akan memberi keuntungan terbesar. Biaya total siklus hidup dari struktur ini sangat menguntungkan bagi orang-orang yang berpikir jangka panjang," kata Thom Neff, seorang insinyur sipil yang telah membangun terowongan sepanjang karirnya dan sekarang menjalankan perusahaan konsultan OckhamKonsult.

Meskipun demikian, target waktu penyelesaiannya masih sangat kabur. Padahal, satu fasilitas limbah dan pengolahan telah berhasil melewati tahap perancangan, dengan konstruksi dimulai pada tahun ini atau awal tahun depan.

Sementara, proyek gua prospektif lainnya masih dipelajari. Jika disetujui, proyek-proyek ini akan didesain secara rinci dan kemudian dibangun.

"Prosesnya mungkin memakan waktu satu dekade," kata Mark Wallace dari firma teknik Arup, yang bekerja dengan Hongkong dalam proyek jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau