Bandara ini dibangun di sebuah pulau buatan di Teluk Osaka dan menjadi bandara "samudra" pertama di dunia serta dapat menangani 100.000 penumpang per hari.
Terminal terpanjang di dunia pada saat dibangun dengan bentang 1,7 kilometer ini memiliki 42 gerbang kos dan sebuah atap melengkung besar yang berbentuk seperti airfoil.
Struktur ini dirancang khusus untuk menangani gempa yang sering terjadi di Jepang. Hanya empat bulan setelah pembukaan, bandara tersebut selamat dari gempa Kobe 6,9 dengan kerusakan minimal.
5. Bandara Beijing
Pada dua mil panjang, Terminal 3 dari Bandara Beijing adalah salah satu bangunan terbesar di dunia.
Dibuka untuk Olimpiade 2008, struktur ini memiliki desain yang mencolok. Arsitek Foster + Partners menggunakan skema warna tradisional China dari bentuk merah dan kuning serta simbol naga untuk merayakan sejarah dan budaya China.
Pembangunan terminal dan pusat transportasi bersama-sama mencakup area seluas 1,3 juta meter persegi dan dirancang untuk menampung 50 juta penumpang setiap tahun pada tahun 2020.
Dirancang oleh Skidmore, Owings & Merrill (SOM), gedung Terminal 2 Mumbai yang baru dibuka pada tahun 2014 untuk mengakomodasi arus pengunjung yang semakin meningkat.
Sebuah kanopi atap raksasa merujuk pada bentuk paviliun vernakular India dan merupakan inti dari desainnya.
Secara total, 30 kolom menjamur terhubung ke kanopi di atas kepala, dengan pola yang diilhami sebagian oleh burung nasional India, burung merak.
Dirancang oleh Skidmore, Owings & Merrill (SOM), gedung Terminal 2 Mumbai yang baru dibuka pada 2014 untuk mengakomodasi arus pengunjung yang semakin meningkat.
Sebuah kanopi atap raksasa merujuk pada bentuk paviliun vernakular India dan merupakan inti dari desainnya.
Secara total, 30 kolom yang menjamur terhubung ke kanopi di atas kepala, dengan pola yang diilhami sebagian oleh burung nasional India, burung merak.
Salah satu bandara terbesar di Asia, Bandara Kuala Lumpur, yang dirancang oleh arsitek Jepang Kisho Kurokawa, menggabungkan atap shading bergaya Islam yang dilapisi oleh kolom besar.
Atapnya juga mengingatkan pada pohon biasa di hutan hujan Malaysia, dan lampu di kanopi mewakili sinar matahari yang disaring yang bersinar di antara dedaunan.
Desain "bandara di hutan" oleh Kurokawa menunjukkan bagaimana desain modern, yakni atap mirip kerang dibuat dengan baja tahan karat ramping, dan tradisi budaya bisa saling berbaur. Bandara ini juga dilengkapi dengan serangkaian ruang ibadah.