Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Daftar Panas Peritel yang Terancam Karam Tahun Depan

Kompas.com - 28/12/2017, 14:12 WIB
Haris Prahara

Penulis

Sumber USA Today

KompasProperti – Tinggal beberapa hari lagi tahun berganti. Tahun ini telah menjadi momok bagi dunia ritel. Sejumlah perusahaan luluh lantak tak kuasa menahan guncangan sektor itu.

Ada sejumlah peritel yang akhirnya mengibarkan bendera putih, tanda menyerah. Masih ada pula sebagian peritel mencoba bersiasat di tengah paceklik.

Sejumlah analis memprediksi pada 2018, situasi ritel belum tentu kembali kondusif. Bisa jadi, kelesuan berlanjut. 

"Saya pikir awal tahun depan situasi (ritel) masih akan sangat buruk. Saya rasa ini berat (perjuangan peritel),” tutur Kepala Analis Ritel Moody’s Charlie O'Shea kepada CNBC.

Maka dari itu, sudah selayaknya peritel waspada dan cekatan berinovasi. Jika tidak, aksi tutup toko jadi jalan pahit yang mesti ditempuh.

Berikut kami rangkum sejumlah peritel yang diprediksi terancam gulung tikar pada 2018, sebagaimana dilansir USA Today, Kamis (28/12/2017):

1. Nine West

Peritel ini telah mengajukan bangkrut pada 2017 ini dan melancarkan aksi tutup toko sepanjang tahun. Diprediksi, kian banyak cabang Nine West yang tumbang pada 2018.

Perusahaan ini bersifat privat sehingga informasi kondisi keuangannya terbatas. Namun, Nine West mulai menutup gerai tatkala masa sewanya habis.

2. Payless Shoesource

Dewasa ini, rupanya bukan saat tepat berjualan sepatu. Payless Shoesource telah mengajukan proses bangkrut pada April lalu.

Sejumlah toko telah tutup dan utang masih menumpuk. Perusahaan terus menghadapi kondisi pasar yang menantang dan membuat lebih banyak toko segera tutup.

Payless ShoesourceFoot Wear News Payless Shoesource
Sejak mengajukan bangkrut, sebanyak 800 gerai Payless Shoesource tumbang dan menyisakan 3.500 toko lainnya di seluruh dunia.

3. GNC

GNC memang tak begitu merana seperti peritel lainnya. Pada kuartal terakhir 2017 ini, perusahaan itu masih membukukan laba sebesar 21,5 juta dollar AS. Angka itu turun dari sebelumnya 32,4 juta dollar AS pada periode sama tahun sebelumnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau