Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Reklamasi, Kota Skala Manusia, dan Tiang Listrik yang Aman

Kompas.com - 20/11/2017, 11:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHilda B Alexander

Taman indah yang sangat bersejarah bagi warga Seoul ini pada 1860-an menjadi tempat penyiksaan dan pembunuhan para martir misionaris Katolik di Korea. Karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran dinasti Daewo-gun saat itu, tak kurang dari 120-an pengikut Katolik disiksa secara kejam, penggal dan dilemparkan ke jurang, yang sekarang tepat berada di pinggir jalan raya distrik Mapo-gu.

Dengan konstruksi infrastruktur dan hutan beton residensial di sekitarnya, tempat ini dapat tetap menjadi ruang kota yang begitu nyaman. Di dalam kompleks taman pun, menjadi tempat peristirahatan modern dengan kapasitas ribuan warga, sebuah tempat menaruh abu jenazah warga kota yang ditata begitu indah dan menyejukan. Warga Korea sebagian besar mengkremasi jenazah, dan kemudian abunya ditempatkan di lokasi-lokasi seperti Jeoldu-san ini.

Jeoldu-san adalah contoh ekstrem bagaimana ruang kota bisa manusiawi, dan berskala manusia. Bisa menjadi tempat yang damai, sekaligus berfungsi untuk penggunaan lahan seperti pemakaman yang sangat sulit didapat saat ini.

Infrastruktur masif modern seperti jalan tol dan light rail transit (LRT) melintas di atas dan di bawahnya, jaringan utilitas seperti listrik, telepon, internet, dan air tertanam rapi secara aman. Semua untuk memberikan ruang layak hidup bagi warga kota modern.

Bisakah kota kita rapi, sehingga tiang listrik pun aman terhadap ancaman ditabrak kendaraan lewat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com