Seoul dengan penciptaan daratan baru di Incheon dan pembangunan kota baru Songdo, dibanggakan sebagai titik awal pembangunan smart city di dunia.
Sejak puncak pembangunan Korea akhir 1970-an, kota di sana pun masuk jajaran kota dunia, dengan suksesnya menjadi tuan rumah perhelatan dunia Olimpiade 1988, Piala Dunia 2002, dan sekarang Olimpiade Musim Dingin Peongchang 2018.
Jalan besar dan masif masih seperti koridor Itaewon, jaringan jalan utama di koridor distrik pusat kota seperti Meongdong, Gangnam dan Seongdong-gu, menjadikan kota yang dingin dan keras.
Koridor Osaka dan Tokyo, pun demikian. Pembangunan infrastruktur dasar menjadi penghela pembangunan. Sejak dimulainya kereta cepat Shinkansen generasi pertama, yaitu Zero-kei Hikari pada tahun 1964, koridor ini terus berkembang seiring keinginan warga untuk bergerak lebih cepat.
Kei generasi satu mengangkut orang ke Tokyo dari Osaka dalam waktu 3 jam 10 menit, dan kini generasi terakhir sudah bisa hanya 2.5 jam.
Singapura sejak pertama kali menggulirkan program reklamasi pantainya tahun 1849 dengan perbaikan kawasan pinggir sungai oleh Sir Stamford Raffles, sampai kini hampir 25 persen atau 72.000 hektar wilayah negaranya berasal dari urugan tanah reklamasi!
Kota Skala Manusia
Perkembangan kota-kota dunia saat ini sedang berubah pesat untuk melawan sprawl atau perkembangan melebar horisontal, dan terus berkembang kembali ke pusat.
Warga muda kota pun semakin membutuhkan lokasi yang mudah dijangkau dan efisien, walaupun mereka berkorban tinggal di ruang petak sekian lantai di atas permukaan bumi. Kota pun semakin kompak dan tumbuh vertikal.
Dunia pun melihat lahirnya perancang kota seperti Jan Gehl, Jeff Speck dan Amanda Burden yang memiliki pengaruh kuat dalam membuat kota kompak ini pun semakin ramah penduduk, berskala manusia dimanfaatkan warga bisa berjalan kaki dan bersepeda, efisien dan tetap indah dan hijau.
Sosiolog dunia seperti Saskia Sassen pun sudah memprediksi bagaimana kota akan menjadi semakin kompleks dalam menciptakan ruang bagi warg nya.
Maka ketika ruang baru tercipta di kota hasil reklamasi, kita pun lalu bertanya, seperti apa ruang bagi warga? Bagaimana kegiatan warga dapat digabungkan dengan pelestarian peradaban warga dan menjunjung tinggi nilai-nilai utuh bangsa? Bagaimana sejarah masa lalu menjadi tonggak dalam kehidupan kota yang semakin harmonis?