KompasProperti – Awan kelabu ritel tampaknya masih enggan bergeser. Satu per satu peritel kehabisan amunisi untuk bertahan di tengah badai sektor tersebut.
Kali ini, kabar terbaru datang dari negeri kanguru, Australia. Peritel pakaian ternama Zara dikabarkan segera menutup tokonya di pusat perbelanjaan Robina Town Centre, Gold Coast.
Sebagaimana diwartakan Sydney Morning Herald, Selasa (14/11/2017), penutupan cabang di Gold Coast itu merupakan akibat dari tak stabilnya industri ritel di Australia.
Baca juga: Setelah Singapura, Giliran Ritel Australia Terguncang
Tren penurunan penjualan ritel kian terasa sejak pertengahan 2017. Data dari Badan Pusat Statistik Australia (ABS) menunjukkan, penjualan ritel turun sebesar 0,6 persen pada Agustus, mengacaukan ekspektasi kenaikan 0,3 persen. Pada Juli lalu, hal serupa juga terjadi dengan penurunan sebanyak 0,2 persen.
Jika dianalisis, penurunan 0,8 persen pada Juli dan Agustus itu merupakan penurunan back-to-back terbesar sejak Oktober 2010.
Beberapa peritel pakaian lainnya juga menahan rencana pembukaan gerai baru untuk memastikan tidak terjadi kanibalisme atas omzet penjualan toko yang telah ada.
Kabar gulung tikarnya toko Zara di Australia itu juga memancing kenangan atas kejayaan masa lalu.
Ketika toko pertama Zara buka di Pitt Street Mall di Sydney pada 2011, staf keamanan tambahan sampai perlu dikerahkan untuk mengendalikan antrean pengunjung. Tahun lalu, Zara juga masih membuka gerai baru di Pacific Fair, Gold.
Baca juga: Ritel Australia Anjlok, Ini Penjelasan PM Turnbull
Menanggapi detail penutupan cabang Zara di Gold Coast tersebut, juru bicara Zara menolak berkomentar lebih lanjut.
Adapun pengelola mal Robina Town Centre, QIC, masih malu-malu dalam membocorkan rencana penutupan Zara. Pihak QIC memilih berkomentar secara diplomatis dengan mengatakan bahwa pusat perbelanjaan mereka “terus-menerus dikembangkan menjadi lebih baik”.
Manajer Umum Robina Town Centre Anita Brown mengatakan, kurang tepat bagi pihaknya untuk mengomentari operasional mitra ritelnya.
"Contoh tindakan teranyar dari komitmen tersebut adalah meluncurkan The Kitchens dan juga pengembangan Central Mall yang saat ini sedang berlangsung,” imbuh dia.
Masih prospektif
Menurut laporan penelitian dan analisis terbaru Colliers International, sektor ritel Australia memang tengah menghadapi tantangan. Meski demikian, ritel masih memiliki permintaan yang tinggi dengan tingkat okupansi yang baik pula.
Direktur Nasional Bidang Ritel Colliers International Michael Bate memastikan, permintaan untuk ruang ritel di Australia tetap stabil, khususnya di daerah padat penduduk.
"Integrasi pusat-pusat perbelanjaan dengan kondisi sosial masyarakat membuat ritel tetap diminati investor atau peritel,” cetusnya.
Direktur Bidang Penyewaan Colliers International George Wragge menambahkan, hadirnya peritel daring Amazon menjadi tantangan tersendiri bagi peritel konvensional Australia.
"Pengumpulan data tren belanja konsumen dan pemahaman terkait bagaimana menafsirkan data tersebut akan sangat penting untuk meningkatkan pengalaman masyarakat di gerai peritel konvensional,” pungkas Wragge.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.