Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Milenial Pilih Jalan-Jalan Ketimbang Beli Hunian

Kompas.com - 12/11/2017, 23:42 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Ardhi yang merupakan IT Consultant Accenture Plc bergaji 2.000 Euro, menyebut memiliki hunian di Jadebotabek tidak sepadan dengan harganya.

Hunian seperti kandang ayam dibanderol dengan harga luar biasa tinggi, menyebabkan dia tidak berminat membelinya.

"Harga properti di Indonesia tidak terstandarisasi. Jadi, pengembang seenaknya mematok harga. Kalau ada standarisasi, misalnya dari sisi keamanan, koneksi dengan transportasi umum, sambungan kabel internet, air panas, dan lain-lain, sangat layak dihargai tinggi," beber Ardhi.

Jerry yang pernah bekerja di Agung Sedayu Group mengamini pendapat Ardhi. Menurut dia, harga hunian di Jakarta dalam tiga tahun terakhir memang terlalu tinggi dan sangat tidak wajar.

Jika sebelumnya, harga apartemen di kawasan Thamrin yang dikembangkan Agung Podomoro Group bisa diakses hanya dengan Rp 300 juta, sekarang dengan harga yang sama justru hanya bisa mendapat apartemen di pinggiran Jakarta.

"Tak wajarnya harga hunian di Jakarta adalah akibat praktik goreng-menggoreng harga oleh pengembang," kata Jerry yang sekarang berkarir sebagai Project Manager Charles & Keith|Pedro ini.

Adrianus pun berpendapat harga hunian, terutama rumah tapak di Jakarta memang sudah tidak mungkin terjangkau oleh generasi milenial.

"Harus ngos-ngosan belinya," kata dia.

Karena itu, Adrianus yang berprofesi sebagai penjual mobil seken mengaku, berpaling ke kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, yang harganya sedikit miring. Meski harganya mencapai Rp 1,1 miliar, bapak satu anak ini nekat membelinya.

Ilustrasi.shutterstock Ilustrasi.
Adrianus bisa membeli rumah tapak ini dengan memanfaatkan fasilitas KPR bertenor 15 tahun dan cicilan yang harus dibayar sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com