Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bahaya, Jika Generasi Milenial Tak Punya Keinginan Beli Rumah"

Kompas.com - 12/11/2017, 14:49 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - "Bahaya, jika generasi milenial tak punya keinginan beli rumah".

Country Manager Rumah123 Ignatius Untung mengatakan hal itu kepada KompasProperti, pekan lalu.

Kata "bahaya" mendapat tekanan serius dari Untung karena dalam waktu beberapa tahun ke depan, atau lima tahun lagi, generasi baby boomers yang notabene merupakan penghasil generasi milenial, sudah tidak bisa membeli rumah.

Baca juga : Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

Generasi X, dan setelahnya, termasuk generasi milenial, seharusnya menggantikan ibu-bapaknya dalam pembelian rumah, baik tapak maupun apartemen yang tersedia di pasar.

"Jika mereka cuek, pasar properti akan kelebihan pasokan. Namun, di sisi lain, permintaan justru mengalami penurunan. Ini situasi yang membahayakan jika supply melebihi demand," tutur Untung.

Ilustrasi.shutterstock Ilustrasi.
Gejala oversupply sejatinya sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Bahkan, hingga kuartal III-2017, Colliers International Indonesia mencatat dari total pasokan apartemen baru sebanyak 15.277 unit, terserap atau terjual 85,6 persen.

Padahal, jumlah pasokan ini jauh lebih rendah ketimbang proyeksi Colliers pada awal tahun sekitar 21.167 unit.

Sementara untuk rumah tapak, BI melaporkan hingga kuartal II-2017, penjualannya tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya dari 4,16 persen menjadi 3,16 persen.

Perlambatan penjualan residensial, alasan BI, sejalan dengan terbatasnya permintaan akan rumah hunian.

Ilustrasi apartementhinkstock Ilustrasi apartemen
Associate Director Research Colliers Ferry Salanto mengatakan ada dua pasar yang aktif yakni kelas menengah ke bawah yang sensitif terhadap uang muka atau down payment (DP) dan cicilan per bulan.

"Mereka ini adalah pembeli end user. Mereka kesulitan untuk membeli karena terbentur tingginya uang muka atau down payment (DP) dan cicilan per bulan," kata dia.

Kedua adalah kelas menengah atas yang merupakan investor. Mereka akan berpikir ulang untuk membeli apartemen baru terlebih bila pasar sewa belum pulih seperti saat ini.

Belanja leisure

Kecenderungan perubahan gaya hidup, diakui Untung, sedang melanda generasi milenial Indonesia usia 25-35 saat ini. Mereka lebih mementingkan kegiatan leisure dan traveling ketimbang membeli rumah.

Ilustrasi apartemen.vkyryl Ilustrasi apartemen.
Meningkatnya pendapatan, kendati hanya beberapa persen, berkontribusi terhadap perubahan gaya hidup mereka. Hal ini ditambah pertumbuhan internet of things atau IOT, yang membuat aktivitas leisure dan traveling lebih masif.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau