Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota-kota Dunia Berlomba Manjakan Pejalan Kaki, Bagaimana Jakarta?

Kompas.com - 08/11/2017, 23:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

Tak berhenti di sana, informasi yang tercantum dalam peta baru ini lebih bervariasi. Termasuk mengenai berapa banyak kalori yang dibakar komuter saat memilih berjalan kaki ke suatu tempat.

Dengan kian rapatnya jaringan MRT di pusat kota, stasiun-stasiun yang berbeda jalur (line) pun menjadi dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Kondisi itu tentunya menguntungkan penumpang. Mereka dapat lebih cepat mencapai tujuan dengan berjalan kaki, dibandingkan harus transit berpindah jalur MRT.

Peta jaringan baru itu diberi nama Walking Train Map (WTM) dan direncakan terpasang di 19 stasiun MRT, termasuk Bugis, City Hall, Chinatown, Dhoby Ghaut, Esplanade, Little India, dan Raffles Place.

“Sulap” ala London

London dapat menjadi contoh kekinian bagaimana suatu kota memanjakan pejalan kaki.

Wali Kota London Sadiq Khan belum lama ini mengumumkan penutupan jalan utama di pusat kota London untuk kemudian difungsikan sebagai zona khusus pejalan kaki.

Tak berhenti di sana, rencana tersebut dilaksanakan beriringan dengan pembatasan lalu lintas untuk kendaraan bermotor di sepanjang Jalan Oxford pada akhir 2018.

Rancangan desain menunjukkan, zona pejalan kaki yang membentang dari Oxford Circus ke Selfridges tersebut bakal bertabur lukisan warna-warni di trotoar dan juga aspal.

"Ini adalah momen yang sangat menyenangkan bagi London," ujar Khan, seperti dilansir Dezeen, Senin (6/11/2017).

Baca juga: Beda dengan Jakarta, Pejalan Kaki di London Justru Jadi "Raja"

"Jalan Oxford cukup popular di dunia dan dikunjungi jutaan pengunjung setiap tahunnya. Dalam waktu setahun ke depan, bagian ikonik di barat Oxford Circus berubah menjadi jalur pejalan kaki yang bebas dari lalu lintas kendaraan,” imbuh Khan.

Rancangan zona khusus pejalan kaki di Jalan Oxford, InggrisDezeen Rancangan zona khusus pejalan kaki di Jalan Oxford, Inggris
Jalan Oxford memang termasuk kawasan pusat perbelanjaan tersibuk di Eropa, dengan estimasi sekitar 500.000 pejalan kaki melintas setiap harinya.

Ke depan, dengan membuat zona pejalan kaki secara permanen, diharapkan lebih banyak orang mengunjungi Jalan Oxford. Pada akhir 2018, pemerintah juga dijadwalkan membuka jalur kereta baru di kawasan tersebut.

Bagaimana Jakarta?

Jakarta, sebagai ibu kota negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, turut menyita perhatian global terkait fasilitas pejalan kaki.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau