KompasProperti – Peradaban suatu kota dapat dilihat dari keberpihakan pemerintahnya kepada pejalan kaki. Mengacu pada konsep walkable urbanism, sudah selayaknya pejalan kaki tak menjadi warga kelas dua di kota sendiri.
Kota-kota modern dunia terus berbenah. Orientasi pembangunan tak lagi soal bagaimana terus membangun jalan lebar untuk kendaraan, melainkan apakah pejalan kaki telah terakomodasi dalam konsep penataan kota.
Di Jakarta, perdebatan apakah pejalan kaki menjadi biang keladi kemacetan tengah mencuat. Lalu lintas pejalan kaki dianggap sebagai sumber kesemrawutan suatu kawasan.
Baca juga: Pernyataan Sandi soal Pejalan Kaki Tanah Abang yang Menuai Kritik...
Terlepas dari segala perdebatan tersebut, seyogianya Jakarta dapat berkaca pada kota lain yang lebih dahulu mengeksekusi keadilan sosial bagi pejalan kaki.
Contoh teranyar adalah kota London di Inggris. Pemerintah setempat telah mengumumkan pengubahan sebuah jalan utama di barat London menjadi zona khusus pejalan kaki. Zona tersebut juga nantinya dipenuhi dengan miniatur seni.
Wali Kota London Sadiq Khan mengungkapkan rencana tersebut dilaksanakan beriringan dengan pembatasan lalu lintas untuk kendaraan bermotor di sepanjang Jalan Oxford pada akhir 2018.
Visualisasi menunjukkan, zona pejalan kaki yang membentang dari Oxford Circus ke Selfridges tersebut berhiaskan lukisan warna-warni di trotoar dan juga aspal.
"Ini adalah momen yang sangat menyenangkan bagi London," ujar Khan, seperti dilansir Dezeen, Senin (6/11/2017).
"Jalan Oxford cukup popular di dunia dan dikunjungi jutaan pengunjung setiap tahunnya. Dalam waktu setahun ke depan, bagian ikonik di barat Oxford Circus berubah menjadi jalur pejalan kaki yang bebas dari lalu lintas kendaraan,” imbuh Khan.
Jalan Oxford memang termasuk kawasan pusat perbelanjaan tersibuk di Eropa, dengan estimasi sekitar 500.000 pejalan kaki melintas setiap harinya.
Dalam desain baru, rute bus akan ditata ulang dan juga tinggi jalanan dibuat sejajar dengan trotoar sehingga memudahkan pengguna kursi roda.
Sementara itu, pesepeda yang acap kali melintas di kawasan itu nantinya bakal dibuatkan rute baru di sisi Jalan Oxford yang lebih sepi.
Dengan dikhususkan untuk pejalan kaki, Jalan Oxford dapat mengakomodasi barisan toko-toko dengan pepohonan, bangku taman, serta 25 titik penyeberangan jalan.
Tingginya kecelakaan
Jika ditilik ke masa lalu, penataan kawasan Oxford menjadi khusus pejalan kaki tak lepas dari padatnya kendaraan bermotor, meningkatnya polusi udara, dan tingginya jumlah tabrakan lalu lintas.
Menurut data pemerintah setempat pada Januari 2012 hingga September 2015, setiap 7 hari terdapat satu pejalan kaki yang tertabrak kendaraan di Jalan Oxford.
Baca juga: "Seoullo 7017", Model Jalur Pedestrian Humanis Masa Kini
Dalam sejumlah kesempatan, Jalan Oxford memang pernah diubah menjadi zona khsusus pejalan kaki. Utamanya, saat akhir pekan menjelang Natal dan tutup tahun.
Ke depan, dengan membuat zona pejalan kaki secara permanen, diharapkan lebih banyak orang mengunjungi Jalan Oxford. Pada akhir 2018, pemerintah juga dijadwalkan membuka jalur kereta baru di kawasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.