"Rusunawa buruh harus menyediakan akses jalan dan sarana transportasi umum terjadwal, murah dan melewati tempat kerja, perbelanjaan dan pusat kota," kata Djoko.
Menurut Djoko, dengan adanya akses, para buruh tidak perlu lagi membawa kendaraan pribadi ketika hendak bekerja maupun ke tempat lainnya.
Jika para buruh memakai kendaraan pribadi, maka penghasilan utama akan berkurang secara drastis.
"Kalau pakai kendaraan pribadi, 30 persen biasanya untuk biaya operasional seperti bayar cicilan, beli bensin, hingga perbaikan rutin tiap bulan," kata dia.
Pembangunan "Rusunawa Jokowi" ini menelan biaya Rp 66,4 miliar yang diambil dari pos anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Rusunawa itu terdiri dari dua menara dengan ketinggian masing-masing lima lantai. Menara pertama terdiri dari 104 unit dengan tipe 24 untuk buruh lajang.
Adapun menara kedua terdiri dari 66 unit dengan tipe 36 untuk buruh yang sudah berkeluarga.
Hunian vertikal yang berlokasi di Kelurahan Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang ini dibangun oleh Pemerintah untuk menjawab kebutuhan buruh atau pekerja di kawasan tersebut yang mencapai 2.700 pekerja.