Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Perumnas Dinilai Intimidasi Warga Rusunawa Cengkareng

Kompas.com - 25/07/2017, 08:31 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Jakarta, KompasProperti - Saat ini, kendati sosialisasi peremajaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Bumi Cengkareng Indah, Cengkareng, Jakarta Barat, telah dilakukan, namun para penghuni rusunawa tersebut menyatakan belum ada satu kesepakatan pun dengan Perum Perumnas.

Pandiyana, Ketua RW 06 Blok Dahlia-Rusun Bumi Cengkareng Indah, mengatakan bahwa sosialisasi pertama dilakukan pada 27 Februari 2017. Saat itu penghuni rusun mempertanyakan alasan rencana perobohan rusun yang baru berusia 22 tahun tersebut.

"Kita bicara demolish, apa alasan demolish? Tidak bisa menjawab. Katanya sudah tidak layak fisik, saya tanyakan (hasil) uji kelayakan fisiknya mana? Tidak bisa menjawab juga," kata Pandiyana kepada KompasProperti, Senin (24/7/2017).

Menurut dia, sejak pembangunan fisik rusun tersebut rampung pada 1996, belum pernah ada perbaikan yang dilakukan pengelola terhadap rusun tersebut.

Sebaliknya, warga secara swadaya mengumpulkan uang untuk memperbaiki bangunan agar tetap layak huni, baik itu sekadar untuk mengecat, memplester tembok yang retak, hingga menambal bagian yang bocor.

"Makanya, kalau pengelola bilang tidak layak fisik, itu kecerobohan pengelola, karena sejak 1996 tidak ada perawatan sama sekali. Saya bisa kasih bukti perbaikannya," ujarnya.

Setelah sosialisasi pertama, lanjut dia, pengelola menjanjikan akan dilangsungkan pertemuan kembali dengan warga. Namun, alih-alih ingin melaksanakannya, warga justru mendapat surat untuk mengosongkan unit.

Surat tersebut dilayangkan dua kali, yaitu Surat Nomor REG.RUSUNAWA/JKT.I/411/III/2017 tertanggal 9 Maret 2017 dan Surat Nomor REG.RUSUNAWA/JKT.I/1121/VI/2017 tertanggal 21 Juni 2017. Isi surat yang ditandatangani Manager Cabang Jakarta I Perumnas Harley V Sendow itu meminta warga untuk segera mengosongkan unit pada Juli 2017 atau tepatnya bulan ini.

"Belum ada pertemuan kembali, timbul surat-surat intimidasi yang berisi pengosongan kepada warga. Akhirnya, menjelang Idul Fitri dibagikan kepada warga dengan cara yang kurang elegan," kata dia.

Surat tersebut dibagikan oleh petugas kebersihan yang diselipkan melalui pintu unit rusunawa. Hal itu dilakukan saat sebagian besar warga telah pulang ke kampung halaman masing-masing.

"Saya keberatan karena ini tidak menghargai orang yang sedang mudik dan merayakan hari besar," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau