"Saat ini, kawasan kumuh yang sudah tertangani seluas 55,8 persen," ucap Ismail.
Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rina Agustin Indriani, mengatakan, penanganan kawasan kumuh menjadi lebih baik akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup.
Kawasan kumuh yang berubah menjadi lebih baik dan tertata akan menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan untuk datang.
"Saya lihat di sini, kawasannya sudah tertata rapi, bersih, tidak ada sampah. Sementara banyak ibu rumah tangga yang berbisnis kuliner. Kalau kondisinya demikian bersih dan tertata, akan menarik minat orang untuk berkunjung. Ini potensi keekonomian yang bisa digarap lebih serius. Pada gilirannya, penghasilan (income) pun meningkat," tutur Rina, saat berkunjung ke Bata Merah, Jumat (6/10/2017).
Baca: Kawasan Kumuh Indonesia yang Tertangani Baru 17,60 Persen
Rina menuturkan, kesadaran warga Kota Ambon untuk berubah terlihat dari penerimaan program pengembangan kawasan permukiman perkotaan.
Bahkan, tambah Rina, warga berlomba memperbaiki rumah secara swadaya menjadi lebih indah dipandang mata. Mulai dari penambahan teras rumah, penggunaan material bangunan yang lebih berkualitas serta penghijauan berupa penanaman pohon dalam pot.
"Pada dasarnya kota Ambon telah mengarah menjadi kota terbuka. Mereka mau menerima nilai-nilai baru. Karena memang kota tidak bisa berdiri sendiri, harus dibangun secara bersama," cetus Rina.
Ambon sendiri dipilih Kementerian PUPR sebagai satu di antara 30 kota terbuka di seluruh Indonesia dalam kerangka memperingati Hari Habitat Dunia (HHD) dan Hari Kota Dunia (HKD) pada 31 Oktober 2017 nanti.
Kota-kota lainnya adalah Banda Aceh, Medan, Tanjung Pinang, Padang, Pekanbaru, Banjarmasin, Balikpapan, Palangkaraya, Pontianak, Tarakan, dan Nunukan.
Selanjutnya Kabupaten Tangerang, Bogor, Cirebon, Semarang, Surakarta, Tegal, Pekalongan, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya. Kemudian Ternate, Sorong, Jayapura, Makassar, Palu, Manado, dan Kendari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.