Guna mendorong hal tersebut, Pemerintah saat ini telah menetapkan 14 kawasan industri prioritas yang dibangun di Luar Jawa dengan perincian 7 kawasan industri dibangun di wilayah Timur dan sisanya di wilayah Barat. Pembangunan kawasan industri baru akan diarahkan untuk bisa tumbuh menjadi kota-kota industri baru yang mandiri dan modern.
Seperti diketahui, peran kawasan industri terhadap pengembangan sektor industri nasional sangat strategis dan signifikan. Bahkan, kawasan industri menjadi penyumbang sekitar 40% dari nilai total ekspor non-migas dan menarik investasi sebesar 60% dari total investasi sektor industri sekaligus memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan negara dalam bentuk berbagai macam pajak.
Sejurus dengan arah kebijakan pemerintah itu, Modern Cikande muncul ke permukaan sebagai salah satu kawasan industri terbesar di barat Jakarta.
ModernCikande dikembangkan PT Modern Industrial Estat, yang merupakan anak usaha dari PT Modernland Realty Tbk. Lokasinya berada di kawasan Cikande, Serang, Banten, atau sekitar 68 km dari Jakarta, 75 km dari Pelabuhan Tanjung Priok dan 50 km dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Kawasan industri ini juga dapat diakses melalui tol Jakarta-Merak kemudian keluar melalui pintu tol Ciujung.
Dengan posisi strategis tersebut, ModernCikande memiliki akses yang sangat dekat menuju 3 pelabuhan besar, yakni Ciwandan, Cigading, dan Merak Mas. “Apalagi saat ini pemerintah sudah menyelesaikan pembangunan pintu tol Cikande, yang rencananya tahun ini akan mulai beroperasi dan saat itu ModernCikande dapat diakses hanya 900 m dari pintu tol tersebut,” ujar Pascall Wilson Direktur Utama PT Modern Industrial Estat.
Paskal menuturkan, dari total lahan 3.175 hektar, luas lahan yang telah dikembangkan mencapai 40% dengan sisa cadangan lahan sekitar 1500-an hektar. Dalam kondisi aktual, lebih dari 200 perusahaan baik lokal maupun multinasional dari berbagai ragam jenis usaha menaruh kepercayaan kepada ModernCikande Industrial Estate sebagai rumah bagi usaha dan bisnis mereka. Beberapa di antaranya adalah perusahaan F&B, chemical yang diikuti perusahaan baja, product & smelter serta perusahaan di bidang home & building materials.
Adapun beberapa perusahaan multinasional yang telah beroperasi diantaranya PT. Berri Indosari, PT. Boo Young Indonesia, PT. Fajarina Unggul Industry, PT. Jongka Indonesia, PT. Chempro Indonesia, dan beberapa perusahaan multinasional lainnya.
Selain menjual kavling lahan industri siap bangun, lanjut Pascall, ModernCikande Industrial Estate juga dilengkapi dengan infrastruktur berkualitas dan fasilitas-fasilitas pendukung serta pengaturan kawasan. Misalnya, di dalam kawasan industri ini telah berdiri komplek pertokoan, klinik, kantor pos, kantor perbankan, kantin, serta fasilitas penginapan.
Melalui anak usahanya PT Modern Asia Hotel, PT Modernland Realty Tbk. secara resmi memang membangun hotel baru untuk membidik tamu dari dalam kawasan industri ModernCikande.
Berdiri di atas lahan seluas 7.750 m2 dengan luas bangunan 10.640 m2, hotel dengan nilai investasi sebesar Rp125 miliar itu nantinya memiliki ketinggian 10 lantai yang merangkum 165 kamar dan dilengkapi ballroom berkapasitas 1000 orang, restoran, dan lainnya. Swiss-Belinn ModernCikande ini direncanakan akan beroperasi pada akhir 2017.
Untuk tahun ini, ModernCikande juga masih akan mengembangkan sejumlah fasilitas, antara lain, pembangunan Water Treatment Plant (WTP) atau IPAL dengan kapasitas awal 100 liter per detik, pembangunan hotel Swiss-Belinn yang akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini, serta perbaikan infrastruktur jalan utama sekitar 5 km dan jalan sekunder 5 km, pengerjaan cut and fill lahan seluas 500 hektar serta pembebasan lahan tambahan seluas 200-300 hektar.
Sepanjang 2016 lalu, ModernCikande mencatat penjualan lahan seluas total 28,5 hektar. Hasil ini menyusul kesuksesan prestasi dua tahun sebelumnya, yaitu pada 2014 dan 2015, yang menurut data Colliers International menorehkan penjualan lahan tertinggi di Jabodetabek.
“Kami optimistis penjualan tahun ini akan meningkat seiring membaiknya kondisi perekonomian global dan kebijakan tax amnesty. Ini terlihat dari aktivitas pembelian lahan di ModernCikande oleh beberapa customer baru di awal tahun 2017, yang meningkat dibandingkan kuartal 1 tahun sebelumnya,” ujar Pascall.
“Saat ini kami sedang mengembangkan lahan di Tahap V dan VI seluas 500-an hektar. Tahun lalu, total penjualan lahan kami tercatat seluas 28,5 hektar,” tambahnya.
Pascall mengaku optimistis penjualan 2017 ini akan meningkat seiring membaiknya kondisi perekonomian global yang disertai adanya dukungan dari pemerintah, khususnya terkait kebijakan tax amnesty. Apalagi, hasil positif ini ditandai dengan pembelian lahan di ModernCikande oleh beberapa customer baru di awal tahun, jauh lebih meningkat dibandingkan kwartal 1 tahun sebelumnya.
Laporan Colliers International yang dirilis pada awal tahun 2017 menyebutkan, penjualan lahan sepanjang 2016 lalu mengalami peningkatan dari kuartal ke kuartal. Penjualan lahan di kuartal IV/2016 bahkan mencapai 68,7 hektar, jumlah tertinggi dibandingkan tiga kuartal sebelumnya.
Pada periode tersebut, penjualan lahan paling besar disumbangkan wilayah Serang seluas 49,1 hektar yang kontribusi terbesarnya berasal dari PT Modern Industrial Estat dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, anak usaha PT Krakatau Steel Tbk.
“Kami optimistis penjualan lahan di kawasan ModernCikande akan terus meningkat, mengingat luas lahan yang kami miliki masih sangat besar yaitu 3.175 hektar dan masih ada sekitar 60% yang bisa dikembangkan sehingga menjadikan ModernCikande sebagai salah satu kawasan industri terbesar di barat Jakarta," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.