Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Modern Cikande, Harapan Baru Mendorong Sektor Industri Nasional

Alasan pertama soal keamanan. Wilmin menuturkan, selama enam tahun bisnisnya nyaris tak menemui gangguan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang biasanya terjadi di kawasan industri lainnya.

Alasan kedua soal kenyamanan infrastruktur sebagai syarat utama kawasan industri untuk memagari bisnis perusahaaan industri di dalamnya.

Menurut dia, lokasi bekerja di kawasan industri harus bagus bagi karyawannya. Hal terebut sudah dibuktikan di Modern Cikande yang aksesnya mudah menuju jalan tol baik Ciujung maupun Balaraja Barat.

Kombinasi lengkap antara akses yang mudah, fasilitas lengkap dan infrastruktur yang tertata baik menjadikan kawasan industri ModernCikande sebagai tempat kerja yang “ramah” bagi karyawan. Plus, kawasan di sekelilingnya juga dilingkupi hamparan area terbuka hijau. Ini yang bikin nyaman.

"Saya merekomendasikan sepenuhnya kawasan industri ini sebagai area kerja bisnis Anda,” ujar Wilmin dari PT. Utama Prima Gemilang, pada temu media di ModernCikande, Selasa (19/9/2017) lalu.

Perubahan Wajah CIkande

Dalam skripsi yang dibuat pada 1994, Ati Hartati, mahasiswi Jurusan Ilmu-Ilmu sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian - Institut Pertanian Bogor (IPB) menuliskan bahwa pembangunan selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik dan merata.

Dari berbagai sektor pembangunan, pengembangan dan peningkatan sektor industri merupakan salah satu sektor andalan untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan peluang kesempatan kerja.

Dalam skripsi berjudul ‘Pengaruh Pembangunan Kawasan Industri Terhadap Pergeseran Mata Pencaharian Warga Desa Barengkok Kecamatan Cikande Kabupaten Serang’ tersebut Ati menguraikan, dalam kaitannya dengan masyarakat, industrialisasi memberikan pengaruh terhadap kondisi dan corak kehidupan setempat.

Pengaruh pembangunan kawasan industri secara langsung diantaranya adalah adanya perubahan penggunaan lahan. Dari hanya lahan pertanian, Cikande bergerak menjadi Kawasan industri yang berperan penting bagi pengembangan industri nasional.

Benar saja. Terhitung 23 tahun sejak skripsi itu dibuat, kondisi yang ada kini memang sangat terbukti.

Kabupaten Serang memang tak lepas dari dukungan perkembangan beberapa kawasan sekitarnya, termasuk kawasan industri yang cukup berperan besar bagi pertumbuhan Kabupaten tersebut, khususnya dan Provinsi Banten secara umumnya.

Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten. Ibukotanya adalah Ciruas, namun pusat pemerintahanya berada di Kota Serang.

Lokasi yang strategis itu membuat Kabupaten Serang tercatat sebagai kawasan yang memiliki segudang potensi, mulai dari pariwisata, pertanian hingga industri.

Khusus kawasan industri, pemerintah Kabupaten Serang menetapkannya melalui sistem zonasi, yaitu Zona Industri Serang Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan Bojonegara, Pulo Ampel dan Kramatwatu yang terhampar di sepanjang pantai Teluk Banten.

Jika zona Barat itu dikhususkan untuk pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan, Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan dan Jawilan. Di zona inilah ModernCikande berada dan tercatat sebagai salah satu kawasan industri besar di Serang.

Bisa dibilang, dua zona industri inilah yang kemudian menjadi jantung pengembangan ekonomi di Kabupaten Serang dan juga Provinsi Banten. Bahkan, keberadaannya telah menjadi percontohan bagi pembangunan kawasan industri di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa.

Mengapa disebut percontohan? Karena secara fungsinya, pengembangan kawasan industri di wilayah ujung barat Pulau Jawa ini telah terintegrasi dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan logistik serta meningkatkan daya saing produk manufaktur nasional di pasar ekspor. Sebut saja berkat dekatnya akses Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta, Pelabuhan Merak, jalan bebas hambatan Jakarta-Merak, serta jaringan jalan kereta api Jakarta-Rangkasbitung-Merak.

Tak heran, Modern Cikande yang dulunya adalah lahan pertanian perlahan terus bersinar sebagai kawasan industri yang makin mendapat perhatian luas, terutama sejak Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat pada September 2014 menyerahkan sertifikat Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI) kepada 49 perusahaan industri dan 14 kawasan industri.

Dengan penyerahan sertifikat itu, seluruh perusahaan dan kawasan industri tersebut berhak mendapatkan perlindungan sesuai Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 466 tahun 2014. Di situ Modern Cikande juga tercatat masuk sebagai OVNI dan sejajar dengan kawasan yang lebih “senior” lainnya seperti East Jakarta Industrial Park, Bekasi-Jawa Barat, Ngoro Industrial Park I, Mojokerto-Jawa Timur, Medan Star Industruial Estate, Deli Serdang-Sumatera Utara, serta Panbil Industrial Estate, Batam-Kepulauan Riau.

Kawasan Industri Percontohan

Tahun lalu Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Imam Haryono pernah mengatakan, bahwa peran kawasan industri terhadap pengembangan sektor industri nasional sangat strategis dan signifikan. Kawasan industri telah menyumbang sekitar 40% dari nilai total ekspor non-migas dan menarik investasi sebesar 60% dari total investasi sektor industri serta memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan negara dalam bentuk berbagai macam pajak.

“Sampai saat ini, jumlah kawasan industri di Indonesia tercatat sebanyak 74 kawasan industri dengan total luas lahan mencapai 30 ribu hektar. Namun, lokasi kawasan industri tersebut 67% di antaranya masih terpusat di Jawa,” paparnya.

Baca: ModernCikande Raih Predikat Lahan Industri Prospektif di Banten

Oleh karena itu, lanjut Imam, Pemerintah telah menyusun arah kebijakan sektor industri nasional yang mendorong pengembangan perwilayahan industri ke Luar Jawa baik dalam bentuk kawasan peruntukan industri, kawasan industri, maupun sentra industri kecil dan menengah.

Selain itu, Pemerintah juga terus mendorong penumbuhan populasi industri serta peningkatan daya saing dan produktivitas khususnya bagi industri di Luar Jawa.

“Pemerintah akan bekerja keras untuk terus mendorong upaya pembangunan kawasan-kawasan industri baru terutama di luar Jawa sebagai bagian dari upaya pemerataan industri,” ujarnya.

Pada 2035 nanti, diharapkan persentase penyebaran industri di luar Jawa meningkat menjadi 40% dari persentase saat ini yang sebesar 27,22%.

Guna mendorong hal tersebut, Pemerintah saat ini telah menetapkan 14 kawasan industri prioritas yang dibangun di Luar Jawa dengan perincian 7 kawasan industri dibangun di wilayah Timur dan sisanya di wilayah Barat. Pembangunan kawasan industri baru akan diarahkan untuk bisa tumbuh menjadi kota-kota industri baru yang mandiri dan modern.

Seperti diketahui, peran kawasan industri terhadap pengembangan sektor industri nasional sangat strategis dan signifikan. Bahkan, kawasan industri menjadi penyumbang sekitar 40% dari nilai total ekspor non-migas dan menarik investasi sebesar 60% dari total investasi sektor industri sekaligus memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan negara dalam bentuk berbagai macam pajak.

Sejurus dengan arah kebijakan pemerintah itu, Modern Cikande muncul ke permukaan sebagai salah satu kawasan industri terbesar di barat Jakarta.

ModernCikande dikembangkan PT Modern Industrial Estat, yang merupakan anak usaha dari PT Modernland Realty Tbk. Lokasinya berada di kawasan Cikande, Serang, Banten, atau sekitar 68 km dari Jakarta, 75 km dari Pelabuhan Tanjung Priok dan 50 km dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kawasan industri ini juga dapat diakses melalui tol Jakarta-Merak kemudian keluar melalui pintu tol Ciujung.

Paskal menuturkan, dari total lahan 3.175 hektar, luas lahan yang telah dikembangkan mencapai 40% dengan sisa cadangan lahan sekitar 1500-an hektar. Dalam kondisi aktual, lebih dari 200 perusahaan baik lokal maupun multinasional dari berbagai ragam jenis usaha menaruh kepercayaan kepada ModernCikande Industrial Estate sebagai rumah bagi usaha dan bisnis mereka. Beberapa di antaranya adalah perusahaan F&B, chemical yang diikuti perusahaan baja, product & smelter serta perusahaan di bidang home & building materials.

Adapun beberapa perusahaan multinasional yang telah beroperasi diantaranya PT. Berri Indosari, PT. Boo Young Indonesia, PT. Fajarina Unggul Industry, PT. Jongka Indonesia, PT. Chempro Indonesia, dan beberapa perusahaan multinasional lainnya.

Selain menjual kavling lahan industri siap bangun, lanjut Pascall, ModernCikande Industrial Estate juga dilengkapi dengan infrastruktur berkualitas dan fasilitas-fasilitas pendukung serta pengaturan kawasan. Misalnya, di dalam kawasan industri ini telah berdiri komplek pertokoan, klinik, kantor pos, kantor perbankan, kantin, serta  fasilitas penginapan.

Melalui anak usahanya PT Modern Asia Hotel, PT Modernland Realty Tbk. secara resmi memang membangun hotel baru untuk membidik tamu dari dalam kawasan industri ModernCikande.

Berdiri di atas lahan seluas 7.750 m2 dengan luas bangunan 10.640 m2, hotel dengan nilai investasi sebesar Rp125 miliar itu nantinya memiliki ketinggian 10 lantai yang merangkum 165 kamar dan dilengkapi ballroom berkapasitas 1000 orang, restoran, dan lainnya. Swiss-Belinn ModernCikande ini direncanakan akan beroperasi pada akhir 2017.

Untuk tahun ini, ModernCikande juga masih akan mengembangkan sejumlah fasilitas, antara lain, pembangunan Water Treatment Plant (WTP) atau IPAL dengan kapasitas awal 100 liter per detik, pembangunan hotel Swiss-Belinn yang akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini, serta perbaikan infrastruktur jalan utama sekitar 5 km dan jalan sekunder 5 km, pengerjaan cut and fill lahan seluas 500 hektar serta pembebasan lahan tambahan seluas 200-300 hektar.

Sepanjang 2016 lalu, ModernCikande mencatat penjualan lahan seluas total 28,5 hektar. Hasil ini menyusul kesuksesan prestasi dua tahun sebelumnya, yaitu pada 2014 dan 2015, yang menurut data Colliers International menorehkan penjualan lahan tertinggi di Jabodetabek.

“Kami optimistis penjualan tahun ini akan meningkat seiring membaiknya kondisi perekonomian global dan kebijakan tax amnesty. Ini terlihat dari aktivitas pembelian lahan di ModernCikande oleh beberapa customer baru di awal tahun 2017, yang meningkat dibandingkan kuartal 1 tahun sebelumnya,” ujar Pascall.

“Saat ini kami sedang mengembangkan lahan di Tahap V dan VI seluas 500-an hektar. Tahun lalu, total penjualan lahan kami tercatat seluas 28,5 hektar,” tambahnya.

Pascall mengaku optimistis penjualan 2017 ini akan meningkat seiring membaiknya kondisi perekonomian global yang disertai adanya dukungan dari pemerintah, khususnya terkait kebijakan tax amnesty. Apalagi, hasil positif ini ditandai dengan pembelian lahan di ModernCikande oleh beberapa customer baru di awal tahun, jauh lebih meningkat dibandingkan kwartal 1 tahun sebelumnya.

Laporan Colliers International yang dirilis pada awal tahun 2017 menyebutkan, penjualan lahan sepanjang 2016 lalu mengalami peningkatan dari kuartal ke kuartal. Penjualan lahan di kuartal IV/2016 bahkan mencapai 68,7 hektar, jumlah tertinggi dibandingkan tiga kuartal sebelumnya.

Pada periode tersebut, penjualan lahan paling besar disumbangkan wilayah Serang seluas 49,1 hektar yang kontribusi terbesarnya berasal dari PT Modern Industrial Estat dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, anak usaha PT Krakatau Steel Tbk.

“Kami optimistis penjualan lahan di kawasan ModernCikande akan terus meningkat, mengingat luas lahan yang kami miliki masih sangat besar yaitu 3.175 hektar dan masih ada sekitar 60% yang bisa dikembangkan sehingga menjadikan ModernCikande sebagai salah satu kawasan industri terbesar di barat Jakarta," paparnya.

https://properti.kompas.com/read/2017/10/04/162823121/modern-cikande-harapan-baru-mendorong-sektor-industri-nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke