Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Promosi Meikarta Besar-besaran, Lippo Ingin Dongkrak Ekonomi Nasional

Kompas.com - 09/09/2017, 09:49 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Komisioner Ombudsman Alamsyah Saragih mengatakan, PT Lippo Cikarang (Tbk) sebagai pengembang Meikarta telah terbukti mengadakan promosi besar-besaran sebelum mengantongi sejumlah perizinan.

Dia kemudian mempertanyakan apakah proses tersebut cukup adil mengingat Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rumah Susun melarang pengembang melakukan promosi sebelum perizinan terbit.

Baca: Meikarta Disebut Tak Berizin, Ini Kata Lippo

"Menurut saya, apakah iklan-iklan ini masih mau dibiarkan atau tidak karena sudah masuk marketing," ujar Alamsyah saat diskusi terbuka dengan PT Lippo Cikarang Tbk di Ombudsman, Jakarta, Jumat (8/9/2017).

Alamsyah menuturkan, tindakan promosi yang dilakukan Lippo, diperkuat dengan adanya brosur-brosur yang disebarkan.

Kegiatan ini bahkan berdampak sampai orang-orang mau mengantre untuk membeli unit melalui pengambilan Nomor Urut Pemesanan (NUP).

Baca: Menjual Meikarta Sebelum IMB Dikantongi, Lippo Sebut Tak Masuk Transaksi

Meski belum bertransaksi, mengambil NUP berarti calon pembeli dianggap mulai bersiap-siap untuk transaksi.

"Apakah ini tetap dijalankan, apa mau dibereskan dulu proses perizinannya?" tanya Alamsyah.

Menjawab hal tersebut, Direktur Informasi Publik Meikarta Danang Kemayan Jati mengatakan, promosi yang dilakukan Meikarta bukan semata-mata untuk kepentingan PT Lippo Cikarang (Tbk) saja.

Mengingat selama 2 tahun terakhir, tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia tengah mengalami ketidakpastian akibat kelesuan ekonomi yang berujung pada penurunan daya beli terutama di sektor properti.

"Maka kami berpikir bagaimana Meikarta dapat mendongkrak kelesuan ekonomi ini. Kami percaya ekonomi tidak pernah garis lurus ke atas atau bawah. Kami mau bangun ekonomi yang kesannya lagi lemah," jelas Danang.

Setelah promosi dilakukan, ia melihat adanya antusiasme masyarakat terhadap hunian begitu tinggi. Hal tersebut tentu menjadi angin segar bagi properti yang tengah melambat.

Di sisi lain, antusiasme masyarakat ini menjadi penanda bahwa sebenarnya ekonomi tidak lesu, tetapi masyarakat lebih selektif membelanjakan uangnya.

Danang juga melihat, kebutuhan masyarakat akan perumahan sangat besar. Ada jutaan pekerja yang menerima gaji tapi tidak mampu beli rumah karena harga tidak terjangkau.

"Maka hati kami yang fokus pada Meikarta juga mendukung pemerintah untuk menyukseskan program Sejuta Rumah. Meikarta hanya sebagian kecil dari defisit atau kekurangan 11 juta rumah," imbuh Danang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com