PT Waskita Karya Tbk mengerjakan fisik bendungan mulai 2014 dan selesai di 2016. Pembangunan ini menelan biaya sekitar Rp 270 miliar, terdiri 178 hektar yang dibiayai APBN dan 122 hektar dengan biaya APBD Balikpapan.
Pembiayaan pembebasan lahan, kata Rizal, berkat bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kami dapat dukungan pembebasan lahan dari APBN. Ini luar biasa. Biasanya pembebasan lahan itu sepenuhnya ditanggung pemerintah daerah,” kata Rizal.
Peluang percepatan pembangunan muncul ketika keluhan Rizal ditanggapi Jokowi saat kunjungan ke Balikpapan di kwartal pertama 2016.
“Presiden saat itu tidak ada jadwal ke Teritip (kwartal pertama 2016). Tetapi tiba-tiba Presiden mau datang ke sini bersama Menteri PUPR saat itu,” kata Rizal.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bahkan masih terus memberi perhatian di beberapa kedatangannya ke Balikpapan.
“Pada kunjungan 1 bulan lalu, Presiden menanyakan perkembangan Teritip. Saya katakan lancar, Pak. Kami bisa membuktikan pada Presiden bahwa sekarang sudah bisa kita isi,” kata Rizal.
2019 Beroperasi
Kementerian PUPR menargetkan produksi Bendungan Teritip memenuhi kebutuhan warga Kota Balikpapan pada tahun 2019.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Arief Rachman optimistis target terpenuhi.
“Dua tahun sejak pembangunan WTP di 2017. Dua tahun dari tahun ini maka sambungan ke warga selesai tahun 2019,” kata Arief.
Imam Santoso mengatakan, pembangunan Bendungan Teritip merupakan salah satu dari program pembangunan 65 bendungan di Indonesia. Teritip menjadi bagian dari 7 bendungan yang telah selesai pengerjaannya.
“(Waduk Teritip) ini bendungan yang sesuai dengan target, yakni dari 7 (yang selesai) inilah salah satu yang selesai,” kata Imam.
Bendungan ini diharapkan mampu memasok 200 liter per detik air baku. Jumlah itu sekaligus menambah produksi air bagi warga Balikpapan yang defisit selama ini.
Kendati nanti mendapat pasokan air dari bendungan, bukan berarti kebutuhan air di Balikpapan telah terpenuhi seluruhnya. Kebutuhan air bersih bagi Balikpapan akan terus bertambah. Kebutuhan air pada 2020 diproyeksi mencapai 2.000 liter per detik.