Hal serupa berlaku juga untuk apartemen alias hunian vertikal. Data Colliers International Indonesia menyebutkan, tingkat serapan apartemen eksisting di Jakarta pada Semester I-2017 stagnan, cenderung turun 0,1 persen lebih rendah dari total 179.380 unit dibanding periode yang sama tahun 2016.
Sementara tingkat serapan apartemen dalam konstruksi tercatat melorot 3,5 persen dari total 21.167 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kondisi lebih parah terjadi pada bisnis perkantoran. Riset Savills Indonesia menunjukkan, hingga Juni 2017, tingkat kekosongan gedung-gedung perkantoran mencapai 18,4 persen dari total luas 5,7 juta meter persegi.
"Padahal tingkat kekosongan sebelumnya 15,7 persen," kata Anton.
Ini artinya terdapat 894.000 meter persegi ruang kantor kosong di Jakarta atau lebih dari 90 kali luas lapangan sepakbola standar internasional.
Ada harapan
Kendati rapor merah terjadi di hampir semua sub-sektor properti, namun Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry salanto melihat masih da harapan pada masa yang akan datang.
"Setidaknya, fundamental ekonomi Nasional masih positif. Perbaikan untuk memulihkan ekonomi membawa sentimen positif. Langkah-langkah aktif pemerintah memulihkan ekonomi bisa mengembalikan kepercayaan pasar," kata Ferry.
Saat ini, tambah dia, sebetulnya momentum yang tepat bagi para konsumen rasional untuk membeli properti di tengah kondisi stagnasi harga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.