SEMARANG, KompasProperti - Pengamat transportasi Darmaningtyas mengatakan kecelakaan yang terjadi di ruas tol darurat Brebes Timur-Pemalang dan Pemalang-Batang jelang Lebaran 2017, karena dua hal utama.
Baca: Meski Sempat Ambles, Ruas Pemalang-Batang Sudah Bisa Dilalui
Pertama adalah kualitas konstruksi yang sangat buruk, terutama di bagian akhir jalur Pemalang-Batang yakni exit Gringsing.
"Konstruksinya dibuat asal-asalan dan tergesa-gesa. Kualitasnya sangat buruk. Saya berani jamin, H+2 jalan ini sudah rusak berat," tutur Darmaningtyas kepada Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com dan Otomania.com, Rabu (21/6/2017).
Hal ini diperkuat kesaksian Suharno, pemudik asal Depok yang menempuh perjalanan 12 jam menuju Solo.
Menurut Suharno, ruas tol fungsional paling buruk yang digunakan sementara adalah Pemalang-Batang.
"Banyak cor-coran semen yang terkelupas. Kalau hujan bisa menyebabkan kecelakaan," kata dia.
Sementara hal kedua yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan di ruas tol darurat tersebut, lanjut Suharno, adalah kendali pemudik yang juga buruk. Karena kelelahan, para pemudik ini mengantuk dan kehilangan konsentrasi, sehingga kejadian buruk tak bisa dihindari.
Tol Brebes Timur-Pemalang, dan Pemalang-Batang merupakan dua ruas yang difungsikan secara darurat pada Senin (19/6/2017).
Sebelum dibuka sementara, menurut Darmaningtyas, pemerintah sudah diingatkan sebulan sebelumnya atau tepatnya 17 Mei 2017, agar tidak memfungsikan tol darurat tersebut.
"Namun, peringatan saya tidak digubris pemerintah. Mereka tetap pada keputusan politiknya. Padahal, fungsionalisasi tol darurat ini sangat berbahaya," tutur Darmaningtyas.
Namun begitu, kata Darmaningtyas, karena sudah kadung difungsikan, kendali keamanan dan keselamatan bergantung pada pengendara atau pemudik.
Jika pemudik mematuhi rambu lalu lintas, misalnya kecepatan kendaraan maksimal hanya 40 kilometer per jam, dan tidak menyalip, tidak akan terjadi kecelakaan.
Sejatinya, tol fungsional sepanjang 110 kilometer yang membentang dari Brebes Timur hingga Gringsing tersebut merupakan tol sementara.
Usai balik Lebaran 2017, jalur ini akan dihancurkan untuk dibangun kembali dengan struktur yang lebih permanen.
"Selain itu, Jalan Tol Pejagan-Pemalang juga dirancang untuk memecah kemacetan yang terjadi di Brebes Timur," tambah Darmaningtyas.
Dengan dioperasikannya tol yang dimiliki PT Pejagan Pemalang Toll Road dan PT Pemalang Batang Toll Road ini, pintu keluar bertambah variatif yakni Beji, Bojong, dan Kandeman, sehingga bisa memecah kepadatan arus kendaraan.
Simak laporan multimedia dan interaktif dari Tim Kompas.com terkait informasi seputar jalur mudik dalam format Visual Interaktif Kompas (VIK) di http://vik.kompas.com/merapah-trans-jawa-2/