Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timur dan Barat Jakarta Mulai "Dikuasai" Pengembang dari China

Kompas.com - 09/01/2017, 09:45 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan timur dan barat Jakarta makin diincar dan mulai "diokupasi" pengembang-pengembang asal China. Mereka menggarap kedua kawasan tersebut melalui pengembangan properti terintegrasi.

Bukan sembarang properti, melainkan properti multifungsi yang terdiri dari beragam jenis, mulai dari hunian, komersial, hotel, hingga fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Di barat Jakarta, tepatnya kawasan Daan Mogot, telah bercokol China Constructions and Communications Group (CCCG).

BUMN Negeri Tirai Bambu ini masuk Indonesia melalui bendera PT China Harbour Jakarta Real Estate Development.

Baca: Pengembang China Resmi Merilis Apartemen Murah di Daan Mogot

Mereka mengembangkan Daan Mogot City di atas lahan seluas 16 hektar. Di sini, CCCG bakal membangun sebanyak 24 menara apartemen lengkap dengan berbagai fasilitas penunjangnya, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, pusat belanja, komersial, dan taman bermain.

CCCG menghitung, gross development value (GDV) proyek yang dikerjakan dalam 10 tahun tersebut bakal mencapai 1 miliar dollar AS atau setara Rp 13,3 triliun. 

Mereka merilis Daan Mogot City secara resmi pada akhir tahun lalu dengan melepas 3 menara perdana sejumlah 2.900 unit seharga Rp 300 jutaan. 

Pengembangan hunian vertikal terpadu Daan Mogot City ini merupakan kedua terbesar di barat Jakarta.

Mereka hanya kalah dari Podomoro City besutan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang dibangun di atas lahan seluas 21 hektar.

Namun, tampaknya rekor Podomoro City bakal pecah jika CCCG sukses memperluas dan membebaskan lahan di sekitar Kali Mokervart demi pengembangan lanjutan CCCG.

Baca: Menepis Anggapan Buruk tentang Pengembang China

Mereka telah mengincar lahan di kawasan tersebut sekitar tiga atau empat tahun lalu, dan baru bisa mengakuisisi secara bertahap pada 2014. 

"Kami berencana memperluas lahan Daan Mogot City beberapa tahun ke depan. Belum mencapai kata sepakat, masih negosiasi," ungkap Head of Sales PT China Harbour Jakarta Real Estate Development Simon Suhendro kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu. 

Tak hanya di sekitar Kali Mokervart, CCCG juga mengincar lahan di kawasan lainnya di Jadebotabek.

"Kami mengincar lahan di Sentul, Bogor, dan timur Jakarta," sebut Simon.

Selain CCCG, pengembang Negeri Tirai Bambu lainnya yang menggarap pasar barat Jakarta atau di sekitar Serpong, yaitu Hongkong Land dan Kingland Group.

Shutterstock Ilustrasi: Apartemen
Hongkong Land menggandeng Sinar Mas Land Group demi membidani kelahiran perumahan terpadu Nava Park seluas 68 hektar.

Sementara itu, Kingland Group menancapkan kiprah perdananya dengan proyek Kingland Avenue. Mereka mengalokasikan dana senilai Rp 2 triliun guna membangun sebanyak 2.200 unit dan satu menara small office home office (SOHO) di atas lahan seluas 2,2 hektar.

Belum lagi merampungkan Kingland Avenue, Kingland Group sudah mengantongi aset lahan cadangan seluas 200 hektar. 

Dalam perbincangan dengan Kompas.com, Chief Marketing Officer Kingland Group Jiko Tandijono mengatakan, lahan tersebut tersebar di Cibubur dan Cinere, serta beberapa kawasan lainnya di Jabodetabek. 

"Itu merupakan cadangan lahan (land bank) kami untuk dikembangkan sebagai properti-properti dengan nilai investasi menarik," tutur Jiko

Jiko menjelaskan, Kingland Group berencana memanfaatkan lahan seluas itu untuk dikembangkan sebagai town houses (rumah bandar) dan rumah vertikal. 

Sedangkan di timur Jakarta, Wuzhou Investment Group menggerakkan tentakelnya, yakni PT Sindeli Propertindo Abadi.

Mereka menguasai lahan 4,8 hektar di Jalan Lapangan Tembak, Cibubur, Jakarta Timur, sejak April 2015 lalu.

Lahan seluas itu dimanfaatkan untuk membangun Jakarta Living Star yang berisi 6 menara apartemen sebanyak 3.700 unit yang dilengkapi pusat belanja 3.000 meter persegi, hotel, dan beragam fasilitas lainnya.

Kendati secara dimensi, lahan Jakarta Living Star masih kalah dibanding Prajawangsa City besutan Synthesis Development dan Sentra Timur Residence milik KSO Perumnas dan PT Bakrie Pangripta Loka yang sama-sama berlokasi di timur Jakarta, tetapi menilik keseriusan Wuzhou membeli lahan secara kontan, patut diperhitungkan.

Baca: lagi, Perusahaan China Investasi Triliunan Rupiah di Jakarta

"Kami membeli lahan secara cash pada April 2015 lalu. Kami juga membawa ekuitas induk usaha Wuzhou Investment Group untuk mendukung proyek senilai 150 juta dollar AS. Ini bukti keseriusan kami," ungkap CEO PT Sindeli Propertindo Abadi, Wu Wei, kepada Kompas.com, Minggu (8/1/2017).

Wuzhou tak berhenti di Cibubur. Mereka sudah pasang kuda-kuda dengan memiliki lahan seluas 150 hektar di kawasan Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Head of Sales Department Ahmad Nuriman mengatakan, pengembangan di Cikeas akan dilakukan setelah Jakarta Living Star rampung pada 2020 mendatang.

"Indonesia masih butuh hunian. Sementara pasokan yang ada tidak mencukupi. Itu yang akan kami penuhi," ujar Nuriman.

Baca: Alasan di Balik Investasi Triliunan Rupiah Pengembang China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau