Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Tahun 2016, Sinarmas Land Gebrak Pasar dengan 3 Megaproyek

Kompas.com - 09/08/2016, 17:04 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty betul-betul dimanfaatkan oleh para pengembang yang mengharapkan dana repatriasi dan dalam negeri yang selama ini menjadi "dana pasif". 

Mereka yakin, dampak kebijakan ini akan mulai terasa pada semester II-2016 atau mendekati akhir tahun. Saat itu, sektor properti diproyeksikan mengalami pemulihan dengan residensial sebagai lokomotif kebangkitan.

Dengan tax amnesty, banyak orang kaya yang selama ini takut membelanjakan uangnya, berani berinvestasi. Salah satu instrumen investasi yang memiliki kemungkinan besar paling diincar adalah sektor properti. 

CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land Group Ishak Chandra bahkan berpendapat bahwa tax amnesty merupakan akselerator pemulihan sektor properti.

Karena itu, Sinar mas Land Group telah menyiapkan setidaknya tiga proyek strategis untuk menangkap dana hasil tax amnesty tersebut.

Ishak menjelaskan, tiga proyek strategis tersebut akan dilansir akhir tahun 2016. Ketiganya masing-masing merupakan mixed use development  atau proyek multifungsi dengan residensial baik apartemen maupun rumah tapak (landed residential) sebagai properti utamanya.

Proyek pertama adalah properti multifungsi di Nuvasa Bay, Batam, Kepulauan Riau. Di dalamnya terdiri dari apartemen, ritel, dan rumah tapak. Harga yang dipatok untuk landed residential serentang Rp 1 miliar hingga Rp 15 miliar per unit.

Sedangkan untuk apartemen strata atau kondominium sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar per unit. 

www.shutterstock.com Ilustrasi.
Berbeda dengan proyek yang dikerjasamakan dengan KOP Properties Group asal Singapura, proyek multifungsi ini akan dikerjakan sendiri oleh Sinar Mas Land Group.

"Kami membidik pasar asing, terutama Singapura dan Malaysia sekitar 20 persen, dan domestik 80 persen," ujar Ishak kepada Kompas.com, Selasa (9/8/2016).

Baca: Gandeng Pengembang Singapura, Sinar Mas Land Garap Proyek Rp 19,5 Triliun

Proyek kedua adalah Superblok Tanjung Barat seluas 5,4 hektar. Di sini, mereka akan membangun apartemen, dan ritel. Harga apartemen yang dipatok mulai dari Rp 30 juta per meter persegi.

Sementara untuk ritelnya akan dikerjakan bersama investor besar asal Jepang yang selama ini telah berkolaborasi membangun properti serupa di BSD City Serpong, dan Kota Deltamas, Cikarang.

Adapun Gross Development Value (GDV) untuk Superblok Tanjung Barat, sejumlah Rp 2 triliun. 

Baca: BSDE Siapkan Belanja Modal Rp 4 Triliun Tahun Ini

Proyek ketiga adalah Apartemen Aerium di Taman Permata Buana, Jakarta Barat. Aerium terdiri atas dua menara apartemen dengan harga perdana Rp 30 juta per meter persegi.

Proyek ini juga dilengkapi ruang ritel penunjang dengan total nilai GDV Rp 2 triliun.

Ishak berharap dengan 10 persen saja dari total Rp 160 triliun-Rp 180 triliun dana repatriasi dan dana pasif dalam negeri mengucur ke properti, akan membuat sektor ini bangkit lebih cepat.

"Sepuluh persen dari nilai total itu kan jadinya Rp 16 triliun-Rp 18 triliun. Kalau itu dibagi-bagi, ada berapa pengembang yang bisa bangun dan berapa unit yang terjual. Tanpa tax amnesty, properti akan pulih sesuai siklus. Nah dengan kebijakan ini, makin cepat bangkitnya," tuntas Ishak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau