Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Dikelola, Urbanisasi Tekan Angka Kemiskinan Perkotaan

Kompas.com - 19/07/2016, 17:29 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Urbanisasi menjadi masalah klasik yang sering muncul setelah lebaran berakhir. Selain menambah jumlah penduduk perkotaan, urbanisasi juga dianggap berpotensi memperbesar angka kemiskinan.

Hal itu terjadi lantaran proses urbanisasi tidak didominasi oleh orang-orang yang siap baik dari segi kemampuan, pengetahuan, dan modal usaha untuk bersaing di kota-kota besar.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melansir angka kemiskinan di perkotaan per Maret 2016 mengalami penurunan 0,43 persen dari 10,62 juta orang pada September 2015 menjadi 10,34 juta orang.

Sementara di pedesaan juga mengalami penurunan dari 17,89 juta menjadi 17,67 juta orang pada waktu yang sama.

Baca: BPS: Angka Kemiskinan Turun di Level 10,86 Persen

Penurunan kemiskinan di kota dan di desa ini diklaim salah satunya karena urbanisasi yang terkendali.

Jika diatur dengan baik, urbanisasi sebenarnya justru bisa menjadi salah satu cara untuk menekan angka kemiskinan di desa.

"Sementara bagi perkotaan, urbanisasi bisa menjadi simbol perubahan peradaban dan titik balik pertumbuhan ekonomi," jelas Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Lana Winayanti, di Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Oleh sebab itu, Lana meminta pemerintah daerah (pemda) untuk terus memperhatikan kondisi dan situasi di desa agar urbanisasi yang pasti datang tiap tahun ini bisa tetap terkendali.

Caranya adalah dengan membangun berbagai macam kebutuhan penduduk desa, mulai dari infrastruktur hingga kebutuhan terkait sandang, pangan, dan papan.

"Kita tidak boleh melupakan desa, desa harus dibangun, harus didukung pembangunan prasarana sarana yang berkelanjutan. Desa harus jadi tempat tinggal yang nyaman," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau