Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar "Orchard Road" Jakarta?

Kompas.com - 15/07/2016, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Para Naga

Pengembangan "Satrio International Tourism and Shopping Belt" dimulai oleh naga properti PT Duta Pertiwi Tbk dengan menggarap Ambassador-Kuningan Superblock.

Proyek tersebut dibangun pada 2000 dan resmi beroperasi 2003. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa PT Duta Pertiwi Tbk, merupakan salah satu pengembang pertama yang mampu merampungkan komitmennya dalam merintis eksistensi koridor ini.

Kecuali APLN yang datang belakangan, naga lainnya adalah PT Ciputra Property Tbk yang juga merupakan salah satu pelopor yang telah memberikan konfirmasi untuk bergabung dalam proyek ini.

Hanya, saat itu baru sebagian kecil yang terwujud karena terantuk krisis ekonomi 1997/1998. Mereka baru merampungkan Somerset Grand Citra Serviced Apartment pada 1995.

Kompleks apartemen ini berlokasi di kavling satu (lot 1) Jl Dr Satrio. Menempati lahan seluas 1,1 Ha, terdiri atas dua menara yang masing-masing berisi 163 unit serviced apartment dan 142 unit kondominium.

Sekadar informasi, PT Ciputra Property Tbk, Grup Asiatic dan PT Duta Pertiwi Tbk., tergabung dalam sembilan pengembang yang mendapat izin membangun di koridor ini.

Enam pengembang lainnya adalah, PT Danamon, PT Mega Kuningan, PT Jakarta Setiabudi International Tbk., PT Putera Surya Perkasa, Jakarta Land, serta Hatmohadji dan Kawan Group (Grup Haka).

Sebetulnya, yang tertarik mengembangkan Satrio Shopping Belt ini tidak hanya sembilan pengembang tersebut di atas. Terdapat 20 pengembang yang berminat.

Di antaranya Grup Mayapada, Grup Pikko, Grup Bentala Sanggrahan, dan lain-lain. Yang terakhir, dianggap lebih beruntung, karena mendapat izin lokasi menggarap lahan tepat di ujung Jl Dr Satrio-Jl Cassablanca.

Tak mau kehilangan momen, Grup Bentala Sanggrahan ikut merilis proyek raksasanya yang bertajuk Kota Kasablanka, sebelum diambil alih Pakuwon Group dan merekonstruksinya pada 2007 silam.

"Satrio International Tourism and Shopping Belt" saat itu memang menjadi agenda utama para pebisnis properti. Lokasinya strategis, berada di jantung kawasan Segi Tiga Emas Thamrin-Gatot Subroto-Sudirman.

Dus, harga lahannya masih murah, berpotensi mendongkrak kenaikan investasi yang tinggi. Didukung infrastruktur yang untuk kondisi saat itu memang cukup memadai.

Sabuk wisata dan belanja ini sejatinya dirancang sebagai kawasan wisata dan belanja yang membidik pasar regional Asia-Pacific. Terinspirasi kesuksesan Orchad Road di Singapura yang mampu menyedot turis dan pengunjung asing, khususnya dari Indonesia.

Berbentuk koridor sepanjang 1,6 kilometer. Terbentang dari perpotongan Jl Sudirman-Jl Dr Satrio (Karet Kuningan-Kuningan Selatan) hingga mulut Jl Cassablanca.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com