JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mendapatkan dana hibah senilai 13,4 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp 179 miliar dari Pemerintah Swiss dan Bank Dunia untuk mengelola perkembangan perkotaan di Indonesia.
Dana hibah atau multi donor trust fund itu diberikan karena laju pertumbuhan perkotaan di Indonesia kini jadi yang tertinggi di Asia.
Kota-kota di Indonesia tumbuh rata-rata 4,1 persen per tahun dan saat ini Bank Dunia mencatat 52 persen dari total populasi penduduk Indonesia tinggal di area perkotaan.
Bank Dunia memprediksi pada 2025 ada sekitar 68 persen penduduk Indonesia merupakan warga yang tinggal di kota.
Kendati begitu, Indonesia masih mengalami tantangan berupa investasi pembangunan infrastruktur yang belum mampu mengimbangi laju urbanisasi dan masalah perkotaan lainnya seperti kemacetan, banjir, dan polusi.
Untuk itu, dana hibah ini akan memperkuat kapasitas lembaga pemerintahan dalam hal mempersiapkan kebijakan dan investasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Bagaimanapun juga kota-kota punya anggaran yang sangat terbatas, sementara anggaran lebih banyak dialokasikan untuk gaji pegawai.
"Karena itu kita membutuhkan sumber dana alternatif untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang tinggi," ucap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/6/2016).
"Melalui dana itu, Bank Dunia membantu kita menyiapkan strategi-strategi memanfaatkan urbanisasi di masa yang akan datang," tambah dia dalam Konferensi Pers Indonesia Sustainable Urbanization Multi Donor Trust Fund Discussion Forum, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Dwityo melanjutkan strategi itu akan ditentukan dalam 8 bulan ke depan untuk menentukan tindakan apa yang akan ditempuh untuk membangun infrastruktur perkotaan di Indonesia.
Adapun beberapa infrastruktur yang akan menjadi perhatian penggunaan dana hibah itu dibagi dalam lima sektor, yakni sistem transportasi perkotaan, persediaan dan sanitasi perkotaan, sistem drainasi dan manajemen risiko banjir, perumahan terjangkau dan permukiman kumuh, serta manajemen pembuangan sampah perkotaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.