JAKARTA, KOMPAs.com - Pembangunan Pulau Papua merupakan bagian mendukung Nawacita pemerintahan saat ini yang mengamanatkan pembangunan dari pinggiran dan daerah perbatasan, terutama di kawasan timur Indonesia.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), pun menerapkan lima strategi pembangunan infrastruktur di Pulau Papua.
Kepala BPIW, Hermanto Dardak, menyampaikan hal tersebut saat rapat persiapan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Papua pekan terkait Reorientasi Pembangunan Papua, Senin (25/4/2016).
Strategi pertama meningkatkan konektivitas di empat wilayah pertumbuhan strategis (WPS) yakni WPS Sorong–Manokwari, WPS Biak–Manokwari–Bintuni, WPS Nabire–Enarotali–Wamena, dan WPS Jayapura–Merauke.
Kedua, pengembangan wilayah melalui pembangunan Jalan Trans Papua yang menghubungkan antar-WPS. Di samping itu, konektivitas kawasan-kawasan prioritas di luar WPS juga dilakukan.
Strategi selanjutnya, menurut Dardak adalah pemanfaatan sumber daya dengan membangun kawasan pertanian guna mendukung kedaulatan pangan dan energi yang membutuhkan dukungan infrastruktur sumber daya air.
“WPS memerlukan dukungan infrastruktur untuk menghubungkan antar pusat pertumbuhan maupun infrastruktur akses menuju outlet-outlet pemasaran. Hal ini sekaligus membentuk sistem transportasi antar moda baik di darat, laut maupun sungai,” terang Dardak.
Dalam peningkatan konektivitas saat ini sedang dibangun Jalan Trans Papua yang dibagi menjadi empat, yaitu Jalan Trans Papua ruas Sorong–Manokwari, Jalan Trans Papua ruas Manokwari–Mameh, Jalan Trans Papua ruas Nabire–Wamena dan Jalan Trans Papua ruas Jayapura–Merauke.
Sedangkan dalam mendukung pertahanan keamanan dan penanganan wilayah perbatasan, saat ini Kementerian PUPR sedang menata Kawasan Perbatasan antara lain dengan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Skouw, yang dilengkapi dengan penataan kawasan PLBN termasuk penyediaan infrastruktur dasar.
Terkait konektivitasdi perbatasan, saat ini pembangunan jalan dari Ubrub menuju Oksibil sepanjang 300 kilometer, masih mengalami hambatan berupa kondisi geografis yang merupakan daerah pegunungan.
“Sedangkan untuk mendukung agri bisnis, diperlukan dukungan infrastruktur jalan mendukung Merauke Industrial Food and Energy Estate (MIFEE),” lanjut Dardak.
Terkait dengan strategi peningkatan kualitas hidup di pusat pertumbuhan dan permukiman, pemerintah akan membangun rusunawa bagi pekerja industri di Bintuni, dan peningkatan kualitas rumah swadaya pasca bencana di Kota Sorong dan Jayapura.
Selanjutnya, peningkatan kualitas permukiman kumuh di beberapa kawasan, peningkatanTempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Jayapura dan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional perkotaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.