Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Trans Marga Jateng Wujudkan Ambisi Menteri Basuki

Kompas.com - 09/06/2016, 18:27 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Tiga pekan ke depan merupakan hari-hari berat bagi PT Trans Marga Jawa Tengah (TMJ) untuk merampungkan sejumlah lintasan di ruas Jalan Tol Bawen-Salatiga yang bakal dilalui sementara untuk arus mudik Lebaran 2016.

Di sisi lain TMJ juga harus ngebut mengejar ketertinggalan progres pekerjaan fisik akibat pembebasan beberapa bidang tanah yang molor hingga 8 bulan lamanya.

Untuk bisa sekadar dilalui pemudik, setidaknya pekerjaan fisik harus mencapai 60 persen. Sementara progres di lapangan per 3 Juni kemarin masih berjalan 43,8 persen.

Artinya dalam waktu tiga pekan lagi, sisa target lebih kurang 16 persen harus selesai. Perhitungannya, paling tidak per minggunya TMJ harus bisa memenuhi 5 hingga 16 persen, padahal dalam realisasi yang bisa terpenuhi dalam sepekan hanya 1,6 persen.

Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng, Arie Irianto mengatakan lambannya pengerjaan tol tersebut karena terkendala cuaca, yakni curah hujan yang tinggi.

"Sekarang targetnya hanya terealisasi 1,6 persen. Padahal per minggunya harus 5 hingga 6 persen. Artinya kan tidak terkejar dalam tiga minggu ini," kata Arie.

Pada akhirnya, TMJ berkonsentrasi pada pembukaan sejumlah jalur alternatif mengingat ada empat titik yang belum bisa tersambung.

Keempat titik itu antara lain jembatan Tuntang, Jembatan Senjoyo, Dusun Pancuran serta lintasan di dusun Barukan sepanjang 500 meter.

Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Jumat (27/5/2016) siang, meninjau proyek Jalan Tol Semarang-Solo, seksi III Bawen-Salatiga.

Kompas.com/ Syahrul Munir Kondisi jalan Tol Bawen-Salatiga pada Rabu (8/6/2016).
Dalam kesempatan itu, Basuki menginstruksikan TMJ untuk menyiapkan jalan alternatif bila Jembatan Tol Tuntang di Desa Delik, Kecamatan Tuntang, tidak memungkinkan dilalui kendaraan saat mudik lebaran 2016.

Namun dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Tol Bawen-Salatiga Untuk Jalur Alternatif di Ruang Rupatama Polres Semarang, kemarin, tak kurang Bupati Semarang, Dishubkominfo, maupun jajaran kepolisian seperti Kapolsek Bawen dan Kapolsek Suruh mengemukakan pesimismenya.

Menurut mereka, Jalan Tol Bawen-Salatiga berikut jalur alternatif yang disiapkan belum bisa difungsikan dengan baik. Alih-alih membuat nyaman pengendara, kondisi kontur jalan yang ada justru berpotensi mengancam keselamatan pengendara.

"Andaikata ada kecelakaan, tidak mudah membawa korban ke rumah sakit. Karena kebanyakan jalannya bottle neck. Kalau tidak dipaksakan, kita pakai  jalur eksistingnya saja bagaimana?," kata Bupati Semarang Mundjirin dalam rapat itu.

Salah satu fakta yang dikemukakan oleh TMJ dalam rapat itu adalah, dibukanya jalur alternatif untuk menghindari Jembatan Kali Tuntang melalui jalan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, justru menimbulkan masalah baru. Tepatnya di simpang tiga Dusun Mangkelang, Desa Asinan Bawen.

Mengingat ketika kendaraan akan keluar ke arah jalan nasional Bawen-Salatiga dan masuk kembali ke ruas tol melalui Jalan Tlogo Tuntang harus melalui jalan sempit, yang hanya bisa dilalui satu kendaraan.

Hal yang sama juga terjadi seandainya dari arah pintu tol Tingkir, Salatiga menuju jalur alternatif Suruh-Sragen, kendaraan akan melalui jalan kabupaten yang sempit.

Ditambah lagi dengan adanya aktivitas Pasar Suruh, yang notabene pada hari biasa dapat dipastikan padat kendaraan.

TMJ pun tidak punya banyak pilihan kecuali hanya mendengarkan dan melaksanakan instruksi pusat.

Kompas.com/ Syahrul Munir Caption 3; Struktur jembatan Tuntang diruas Tol Bawen-Salatiga saat ditinjau pada, Rabu (8/6/2016).
"Kami dari pihak tol sudah mendapat instruksi Pak Menteri. Untuk itu, kami akan berusaha untuk bisa mewujudkan keinginan tersebut. Walaupun sangat berat akan kami usahakan untuk bisa dilewati," kata General Manager Teknik dan Operasi PT TMJ, Prajudi Prijatna.

Kini keputusan digunakan tidaknya Jalan Tol Bawen-Salatiga dalam penyelenggaraan mudik 2016 mendatang, TMJ haru menunggu kajian kelayakan dari tim gabungan.

Prajudi mengaku posisi TMJ dilematis, di satu sisi pihaknya tidak bisa mengelak terhadap pandangan obyektif sejumlah pihak tentang faktor keamanan dan keselamatan jalur tol.

Tetapi di sisi lain, apabila jalur alternatif yang sudah dikerjakan tidak jadi digunakan, maka upaya yang sudah dikerjakan akan terasa sia- sia.

Kompensasi

Di lintasan jalur alternatif Asinan melalui lahan PTPN IX misalnya, sebelum menuju jalan nasional sepanjang 50 meter, warga setempat juga menginginkan kompensasi.

Terkait masalah ini pun, TMJ secara khusus telah meminta kepada Bupati Semarang untuk membantu mengomunikasikan dengan masyarakat agar proyek nasional ini bisa berjalan tanpa kendala.

"Sekitar 700 meter jalan alternatif membelah kebun kopi PTPN IX, terpaksa kita tebangi meskipun sebenarnya PTPN keberatan. Sudah barang tentu biaya yang dikeluarkan untuk mewujudkan jalan alternatif ini juga tidak sedikit," ungkapnya.

Kompas.com/ Syahrul Munir Struktur jembatan Senjoyo di ruas Tol Bawen-Salatiga saat ditinjau pada Rabu (8/6/2016)
Terlepas segala asumsi dan kekhawatiran sejumlah pihak, TMJ tetap berkomitmen untuk mewujudkan lintasan yang aman dan nyaman ruas Tol Bawen-Salatiga demi kelancaran arus mudik Lebaran 2016.

TMJ optimistis pada H-7 mendatang, progres fisik minimal yang bisa ditoleransi agar jalur bisa dilintasi dengan aman dan nyaman bisa terpenuhi.

"Memang banyak alternatif-alternatif yang harus kita cari agar bisa dilalui. Alhamdulillah kita sudah survei langsung dengan Dirlantas, mudah-mudahan kepolisian bisa memberi masukan yang harus dilakukan. Supaya selain dari sisi teknis, kita juga mengantisipasi dalam sisi keamanannya," imbuhnya.

Sebelumnya, Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Herukoco mengatakan, setelah meninjau ke lapangan, terlihat banyak titik yang rawan bagi keselamatan pemudik.

Ia berpendapat, pada saat mudik 2016 arus kendaraan dari Bawen ke Salatiga tetap akan diprioritaskan melalui jalur utama dibandingkan mengarahkan ke jalur alternatif termasuk tol.

Kompas.com/ Syahrul Munir Caption 2; Struktur jembatan Tuntang diruas Tol Bawen-Salatiga saat ditinjau pada, Rabu (8/6/2016).
Memang ada beberapa lokasi yang dari segi keselamatan harus diperhatian dengan benar. Karena ada bukit yang ditembus dengan jalan berkelok-kelok.

"Itu dari segi keselamatan harus benar-benar diberi peringatan diberi alat pengaman jalan. artinya masyarakat jangan sampai tidak tahu bahwa itu adalah tanjakan dan turunan," kata Herukoco.

Perhelatan arus mudik lebaran 2016 sebagai peristiwa budaya terbesar di tanah air, seyogianya didukung dengan persiapan matang.

Faktor keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan seharusnya ditempatkan di atas segalanya, termasuk merealisasikan ambisi sang menteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com