Strateginya, kata Steve, tentu saja harus lebih kreatif dalam mendatangkan dan memadupadankan para peritel yang paling diminati masyarakat.
Selain itu, secara fisik, bangunan pusat belanja juga harus terus-menerus diperbarui (refurbishment) agar menarik minat kunjungan.
Contohnya saja, fasilitas parkir diperluas dan dipermudah arus lalu lintasnya, toilet bersih, ruang tunggu dan duduk yang nyaman, keamanan ditingkatkan, dan promosi-promosi yang menguntungkan baik untuk pembelanja maupun peritel.
Bayangkan saja, jika jumlah kelas menengah kita yang akan melonjak menjadi 20 juta rumah tangga pada 2030 mendatang memilih berbelanja di mal-mal Jakarta, tentu saja bakal menjadi potensi terbesar di wilayah Asia Tenggara.
Terlebih bagi para penerima TFS seperti Singapura. Berdasarkan laporan Global Blue, negeri yang kini dipimpin Lee Hsien Loong ini memang telah lama menjadi surga belanja bagi para shoppers Indonesia.
Sepanjang 2015 saja tercatat sebanyak 2,7 juta orang Indonesia yang berbelanja di sana.
Global Blue juga melaporkan, shoppers Indonesia merupakan terbesar kedua setelah China, dan secara historis dianggap penting oleh para peritel yang beroperasi di negeri singa tersebut.
"Karena shoppers Indonesia mewakili hampir seperlima dari jumlah transaksi global TFS," ujar Wakil Presiden Global Blue Asia Pasifik, Jan Moller, dalam laman resmi Global Blue.
Indonesia juga dianggap menjadi pendorong utama kinerja TFS Singapura dalam dua bulan pertama tahun 2016, Januari dan Februari, dengan rata-rata pertumbuhan 4 persen secara bulanan dan 3 persen secara tahunan (2015), meskipun terjadi sedikit penurunan pengeluaran dengan angka rerata 3 persen.
Kuatnya pasar domestik
Namun, hegemoni Singapura kini berbalik. Mereka yang sebelumnya digdaya mengeruk keuntungan dari turis asing mulai kelimpungan saat beberapa peritel hengkang dan menutup toko-tokonya di pusat-pusat perbelanjaan utama Orchard Road.
Reputasi Singapura sebagai surga belanja dengan investasi 7,25 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp 100 triliun dalam lima tahun terakhir mulai mengalami pukulan telak karena lemahnya ekonomi lokal dan turunnya minat belanja turis.
Di sisi lain, ruang komersial mengalami peningkatan sebesar 10 persen pada periode tersebut, tetapi tingkat kekosongan meningkat menjadi 7,3 persen dari sebelumnya 5 persen.
Oleh karena itu, tak mengherankan bila otoritas di sana menebar kampanye promosi "Singapore Great Sale" dengan diskon gede-gedean hingga 70 persen pada 10 Juni 2016 nanti.