Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pabrik Cat Cikarang, Mesin Gantikan Peran Buruh

Kompas.com - 18/05/2016, 14:27 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Perluasan pabrik performance coating dan penambahan mesin-mesin pembuat cat AkzoNobel di Kawasan Jababeka, Cikarang, Bekasi mengubah beberapa proses produksi cat-cat yang ada.

"Adanya yang baru ini mengubah proses mixing yang dulunya kita pakai tenaga orang sekarang lebih banyak otomatisasinya dan untuk pengangkatan kaleng-kaleng cat dan segalanya sudah nggak manual lagi tapi dengan robotik," jelas Site Manager PT International Paint Indonesia, Anto Yulianto, kepada Kompas.com, di Cikarang, Selasa (17/5/2016).

Selain itu, lanjut Anto, proses lainnya yang berubah adalah transportasi raw material atau bahan mentah dari gudang ke area produksi kini menggunakan pipa. Kalau dulu, proses tersebut masih melibatkan forklift atau tenaga orang.

Perluasan yang meliputi pemasangan mesin-mesin robotik ini sendiri memaksa AkzoNobel merogoh dana investasi hingga 2,5 juta euro atau setara dengan Rp 37,6 miliar.

Adapun tujuan dari perluasan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi.

"Perluasan ini mampu meningkatkan kapasitas pabrik kami sebesar 40 persen yang berimbas pada permintaan sektor petrokimia dan energi di pasar domestik," jelas Managing Director AkzoNobel Marine Coatings, Oscar Wezenbeek, dalam kesempatan yang sama.

Keberadaan mesin-mesin otomatis tersebut diakui Anto mampu menghemat waktu produksi hingga 40 persen dan menambah hasil produksi dalam jumlah yang sama.

Imbasnya, pihak perusahaan tak perlu lagi menambah jam kerja pada karyawannya untuk memenuhi kebutuhan produksi.

"Ya intinya sih kita nggak perlu tambah shift dan nggak perlu ada lagi hari kerja di hari libur sehingga dengan perluasan ini kita bisa memenuhi semua kebutuhan," ungkap Anto.

Kendati kini lebih banyak menggunakan mesin-mesin otomatis, AkzoNobel tidak mengurangi jumlah karyawan di pabrik Cikarang.

Sebanyak 105 karyawan hanya dipindahkan ke administrasi atau diberikan pelatihan kembali untuk bisa menjadi operator mesin-mesin tersebut.

Anto mengaku bahwa pihak perusahaan membutuhkan waktu dua hingga tiga minggu untuk memberikan karyawannya pelatihan guna mengoperasikan mesin-mesin yang ada di pabrik.

Ketika mengunjungi pabrik AkzoNobel di Cikarang, Kompas.com diajak melihat-lihat bagaimana situasi dan kondisi pabrik tersebut.

Saat ini sudah banyak mesin-mesin otomatis yang dipasang di pabrik tersebut. Ada yang digunakan untuk menuang cat ke dalam kaleng, proses pengalengan cat, sampai dengan proses perpindahan raw material ke area produksi.

Di salah satu sudut luar pabrik, terdapat tempat peletakan banyak drum. Menurut Yuli, drum-drum tersebut berisi bahan baku dengan isi bervariasi.

Dari sudut itu, para karyawan menggunakan mobil untuk menuangkan isi drum tersebut ke tiga drum baru lebih besar yang berkapasitas hingga mencapai 22.000 liter.

Ketiga drum itu kemudian menyalurkan bahna baku ke area produksi dengan menggunakan pipa-pipa. Sayangnya ketika Kompas.com berkunjung, tidak ada satu pun karyawan yang sedang bekerja lantaran masih merayakan acara peresmian perluasan pabrik.

AkzoNobel yang sudah berada di Indonesia sejak tahun 1971 dan menjadi pemimpin pasar dalam tiga tahun terakhir untuk industri cat dan pelapis.

Salah satunya lewat produk decorative paints bernama Dulux. Saat ini AkzoNobel telah mempekerjakan 1.000 karyawan Indonesia di tiga pabrik, empat kantor pusat, dan beberapa kantor penjualan.

Perluasan pabrik AkzoNobel di Cikarang juga didasari meningkatnya permintaan pasar domestik.

"Permintaan pasar sendiri sudah meningkat 5 persen dan kita targetkan akan tumbuh 7 persen pada tahun ini," ujar Managing Director AkzoNobel Protective Coatings, Mauricio Bannwart.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau