JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menganalisis pembangunan Kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL).
"Kami saat ini tengah melakukan studi terhadap ukuran kanal dan ukuran peti kemas yang bisa diangkut melewati kanal itu," kata Kepala BPIW, Hermanto Dardak, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Kanal CBL digagas oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) dengan tujuan mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok. Proyek ini disebut-sebut akan menghabiskan dana mencapai Rp 3,5 triliun.
"Pemanfaatannya akan kita maksimalkan untuk lalu intas intermoda yang mampu meningkatkan daya saing logistik, angkutan mulai dari produksi primer ke kawasan-kawasan industri dan selanjutnya ke outlet-outlet pelabuhan," jelas Hermanto.
Konsep Kanal CBL ini menurut Pelindo II adalah terminal yang akan menjadi satu dengan pelabuhan darat (dry port) Cikarang.
Untuk dry port menurut Hermanto sedang dalam pembangunan jalan akses menuju pintu tol yang ada di Cikarang.
"Titik mulanya yang jelas ada di Cikarang dan ada rencana buat diperpanjang hulunya yang menuju ke laut," tambahnya.
Dalam rancangan Pelindo II, kanalnya selebar 70 meter dengan kedalaman sekitar lima meter. Lebar kanal tersebut dibuat dengan tujuan agar bisa dilewati dua kapal tongkang.
Selain mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok dan menekan biaya logistik, pembangunan Kanal CBL diklaim bisa berfungsi mengurangi banjir di Bekasi dan sekitarnya.
Rencananya, Kanal CBL akan dimulai pembangunannya pada tahun ini dan ditargetkan rampung pada 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.