JAKARTA, KOMPAS.com - Pamor kawasan Kemang di Jakarta Selatan sebagai "kampung internasional", konsentrasi ekspatriat dari berbagai negara, memang belum pudar.
Namun, seiring pertumbuhan ruang-ruang komersial yang demikian pesat dan berdampak pada arus lalu lintas yang padat membuat Kemang bukan lagi pilihan ideal untuk tinggal.
Para ekspatriat maupun kalangan menengah atas lokal kemudian mengubah preferensi huniannya ke arah Cilandak, koridor Simatupang, Lebak Bulus, hingga Pondok Indah.
Nama kawasan terakhir bahkan menjadi pilihan utama di kalangan profesional, pebisnis, dan pengambil keputusan perusahaan-perusahaan skala multinasional.
Direktur Marketing Pondok Indah Group, Herman Widjaja memaparkan tren preferensi pasar ekspatriat dan kelas menengah atas domestik dalam memilih hunian di kawasan Pondok Indah kepada Kompas.com, Minggu (24/4/2016).
Menurut Herman, eksptariat mapan saat ini sudah tidak menjadikan Kemang sebagai pilihan nomor satu. Mereka telah berpaling ke Pondok Indah.
Hal itu dibuktikan dengan tingginya permintaan hunian sewa baik landed house maupun apartemen. Hasilnya, nilai sewa terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Pondok Indah menjadi incaran ekspatriat asal Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Baca: Terjual 80 Persen, Pondok Indah Residences Tutup Atap
Apalagi kawasan ini dikelilingi fasilitas berstandar internasional, mulai dari lapangan golf, pusat belanja, hotel, rumah sakit, pusat kebugaran dan olahraga, pusat hiburan dan lain-lain.
Herman mencontohkan Pondok Indah Golf Apartment yang merupakan apartemen sewa dipasarkan seharga 2.200 dollar AS atau setara Rp 29 juta per bulan untuk unit terkecil seluas 91 meter persegi.
Sementara untuk unit dua kamar tidur dimensi 120 meter persegi seharga 3.100 dollar AS (Rp 41 juta) per bulan.
"Dan apartemen terluas ukuran 177 meter persegi atau tiga kamar tidur disewakan dengan harga 3.900 dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 51,5 juta per meter persegi," tutur Herman.
Adapun tingkat hunian Pondok Indah Golf Apartment saat ini mencapai posisi di atas 95 persen.
"Mereka para ekspatriat itu menyewa dalam kurun waktu lama. Bisa dua tahun hingga lima tahun sesuai tugas dan masa kerja di Indonesia," tambah Herman.
Dari total tiga menara yang dipasarkan, Kartika, Maya, dan Amala telah terjual rerata 80 persen atau masing-masing 90 persen, 90 persen, dan 60 persen.
Sejak menara Kartika dan Maya dilansir pada 8 Juni 2014, dan menara Amala pada 7 Maret 2015, harga jualnya saat ini telah berada pada level Rp 3,4 miliar hingga Rp 8,9 miliar.
Menurut Wakil Presiden Direktur PT Metropolitan Kentjana Tbk Jeffri S Tanudjaja, harga tersebut naik.sekitar 20 persen sejak dipasarkan perdana kepada publik dua tahun lalu.
"Kami menargetkan operasionalisasi menara Kartika dan Maya pada Juni 2017 dan menara Amala pada Maret 2018," kata Jeffri.
CBD Baru
Tak hanya perumahan dan apartemen yang memenuhi Pondok Indah. Properti-properti komersial lainnya yang mendukung aktivitas bisnis juga memadati kawasan ini.
Pondok Indah Group melalui PT Metropolitan Kentjana Tbk sebagai pengembang utama kawasan Pondok Indah telah membangun Pondok Indah Mall (PIM) 1, dan 2, Street Gallery, dan perkantoran Pondok Indah Office Tower.
Selanjutnya Pondok Indah Golf Apartment sebanyak tiga menara, ruko Plaza Pondok Indah, dan perumahan.
"Saat ini kami sedang fokus menyelesaikan Pondok Indah Residences, InterContinental Hotel and Residences yang merupakan hotel dan apartemen servis yang dikelola InterContinental Hotels Group," sebut Jeffri.
Ke depan, Metropolitan Kentjana akan menambah portofolionya dengan mengembangkan PIM 3, gedung perkantoran, dan apartemen.
Baca: Pondok Indah Mall 3 Siap Dibangun Pertengahan 2016
Seluruh bangunan komersial yang terdiri dari 19 menara tersebut, masuk ke dalam pengembangan Pondok Indah Town Center seluas 40 hektar.
"Kami memproyeksikan Pondok Indah Town Center sebagai central business district (CBD) atau pusat pertumbuhan baru di kawasan Jakarta Selatan," kata Jeffri.
Khusus untuk Pondok Indah Office Tower sebagai simbol pusat bisnis baru, saat ini harga sewanya mencapai Rp 170.000-Rp 200.000 per meter persegi per bulan dengan tingkat hunian di atas 90 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.