Selama pembangunan di sekitar rumah itu, Edith menjalin persahabatan tak biasa dengan Barry Martin.
Barry adalah seorang pengawas senior proyek konstruksi di lingkungan rumah Edith. Barry kemudian menghabiskan dua tahun untuk merawat Edith yang sakit.
Selama itu pula Barry menyuapinya, tinggal bersamanya, dan mendengarkan cerita-cerita menakjubkan Edith ketika menjadi mata-mata di Perang Dunia II dan lari dari kamp konsentrasi.
Tak hanya itu, Barry juga membersihkan rumah Edith. Ia bahkan memandikannya, membawanya ke dokter, dan menjalankan segala tugasnya.
Edith meninggal pada Juni 2008 akibat kanker pankreas. Rumahnya kemudian ia tinggalkan untuk Barry.
Barry menjual rumah itu kepada Greg Pinneo seharga 310.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,7 miliar lebih.
Greg lalu menjadikan rumah Edith sebagai kantor untuk perusahaan properti miliknya. Pada Oktober 2012, rumah itu menjalani proyek renovasi.
Jendela baru dipasang dan loteng diperluas untuk memberikan ruang bagi kamar tidur dan kamar mandi.
Pemilik rumah saat ini bahkan berencana menaikkan rumah dan membangun ruang acara komunitas di bawahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.