Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maaf, Tahun Ini Bukan "It's Time To Buy" Properti!

Kompas.com - 22/03/2016, 08:51 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Country Head Knight Frank Indonesia, Wilson Kalip, tidak sependapat dengan para pengamat dan praktisi properti yang menyatakan bahwa tahun ini merupakan saat yang tepat membeli properti atau "It's time to buy". 

Sebaliknya, menurut Wilson, saat ini merupakan momentum untuk konsolidasi, koreksi, dan mengkaji kembali rencana-rencana pembelian maupun akuisisi.

Pasalnya, perekonomian masih belum pulih, Rupiah belum sepenuhnya stabil, suku bunga perbankan belum turun, dan volatilitas kondisi global yang berpengaruh signifikan terhadap kondisi lokal.

Jadi, bau-bau spekulasi dalam membeli properti karena asas "mumpung harga yang ditawarkan murah", bukan keputusan bijak.

"Saya bisa mengatakan It's time to look at the right step to buy property.  Maaf bukan time to buy," ujar Wilson kepada Kompas.com, Senin (21/3/2016). (Baca: Sekaranglah, Saat yang Tepat Beli Properti)

Wilson menambahkan, membeli properti saat sekarang harus penuh pertimbangan. Jangan sekali-kali memasukkan unsur spekulasi karena akan sangat berbahaya. (Baca: Tiga Alasan Harus Beli Properti Sekarang)

"Pasar properti Indonesia bukan untuk goreng-gorengan. Jangan sampai ada cooling measurement seperti Singapura dan Hongkong," imbuh dia. 

Itulah mengapa, lanjut Wilson, pertumbuhan harga sekarang melambat dan di beberapa wilayah atau beberapa segmen terkoreksi.

Associate Director Consultancy and Research Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji menambahkan, pertumbuhan harga hanya 10-15 persen atau tidak setinggi tahun 2012-2013 adalah indikasi kuat untuk melakukan konsolidasi.

"Harga kembali ke titik normal. Jika pasar terus menerus dijejali produk yang tidak tepat, atau harga digoreng sehingga sangat tinggi, pasar tidak akan mampu menyerap," kata Hasan.

Wilson menyarankan pengembang untuk menyiapkan strategi yang tepat dalam melakukan ekspansi. (Baca: Tren Suku Bunga Turun, Saat yang Tepat Beli Properti)

Melakukan kajian, dan studi kelayakan yang benar untuk kemudian melahirkan produk yang dibutuhkan pasar adalah solusi untuk mempercepat kembali bergairahnya bisnis properti di Indonesia.

Sementara kepada konsumen end user dan investor, kata Wilson, membeli properti haruslah sesuai dengan kebutuhan baik untuk ditinggali maupun untuk investasi. 


Baca Juga:
Jutawan Indonesia Saat Ini 48.500 Orang
Jakarta Dihuni 1.380 Multijutawan
Harga Rumah Mewah Naik 5 Persen, Jakarta Peringkat 18 Dunia


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau