KOMPAS.com – Piip... piip... piip... Jam weker elektrik berbunyi membangunkan Anda dari mimpi semalam. Sekarang pukul 7 pagi, waktunya bersiap kerja. Selagi Anda sibuk membersihkan diri dan menyiapkan bekal, semua agenda harian diunggah ke sistem kantor lewat aplikasi di telepon pintar.
Aplikasi khusus pegawai tersebut berperan laiknya asisten pribadi yang terhubung dengan sistem di kantor. Setibanya di gedung kantor, perangkat ini akan mengenali nomor pelat mobil Anda, membuka gerbang, dan menunjukkan tempat parkir kosong.
Peranti sama menyiapkan tempat kerja berdasarkan jadwal dan selera karena Anda memang dibebaskan memilih ruang kerja di kantor. Jika ada meeting bersama kolega, misalnya, ruang rapat segera disediakan.
Menjelang siang, saat Anda butuh tempat terbuka untuk mencari ide mengerjakan proyek penting, kursi di atrium telah dipesan. Bahkan, di manapun ruang kerja Anda, "asisten" ini akan menyesuaikan cahaya lampu dan suhunya. Semua kebiasaan Anda sudah terekam di aplikasi ini secara otomatis.
The Edge
Pengalaman di atas akan jadi keseharian Anda jika bekerja di gedung The Edge, Amsterdam, Belanda. Bangunan "pintar" seluas 40.000 meter persegi ini berkonsep hot desking yang menyediakan 1.000 meja untuk dipakai bergantian oleh 2.500 penghuninya.
Pemakaian kursi pun diatur lewat satu aplikasi yang sama. Dengan begitu, para karyawan tak perlu juga berebut kursi.
"Seperempat bagian gedung ini tidak menyediakan ruang kerja, tetapi tempat untuk (karyawan) saling bertemu," ujar arsitek The Edge, Ron Bakker, seperti dikutip Bloomberg.com, Rabu (23/9/2015).
Di gedung itu juga ada ruang bermain dan tempat "ngopi", lengkap dengan mesin espresso. Uniknya, alat pembuat kopi tersebut bisa meracik kopi sesuai selera masing-masing karyawan secara otomatis.
Tak hanya itu. Layar proyektor untuk presentasi tersedia di hampir semua sudut ruangan, siap disinkronisasikan dengan smartphone atau komputer tanpa butuh kabel (wireless).
"Kami melihat bahwa kantor bukan cuma tempat bekerja, melainkan lebih kepada (tempat untuk) membangun komunitas kerja dan tempat yang mampu membuat karyawan betah, tempat di mana ide-ide tumbuh subur dan masa depan direncanakan," ujar Bakker.
Nah, karena karyawan tidak memiliki meja kerja khusus, barang-barang pribadi disimpan dalam loker. Mereka bisa mencari loker berlampu hijau dan menempelkan tanda pengenal untuk membukanya.
Tapi, loker tidak otomatis jadi hak milik perorangan. Lain hari, bisa jadi orang lain sudah menempati loker tersebut.
Filosofinya, The Edge ingin penghuni gedung tidak terikat dengan kebiasaan atau lokasi kerja yang itu-itu saja. Hal ini penting untuk menghindari pola pikir terlalu kaku. Sebaliknya, para pekerja wajib berpikir terbuka dan kreatif.
Ramah lingkungan