Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 12/03/2016, 12:30 WIB
|
EditorHilda B Alexander

JAKARTA, KOMPAS.com - Persaingan pasar mebel di dunia kini semakin ketat. Negara-negara yang dinilai menguasai pasar mebel antara lain China, Italia, dan Jerman.

Di Asia, Indonesia termasuk salah satu negara yang juga banyak memproduksi barang-barang mebel dan kerajinan. Namun, posisinya masih tergolong lemah, dan kalah ketimbang Malaysia.

"Kita (Indonesia) saja masih kalah dengan Malaysia, apalagi dengan Vietnam," ujar Mantan Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Hatta Sinatra kepada Kompas.com, Jumat (11/3/2016).

Vietnam, lanjut Hatta, merupakan salah satu penghasil barang mebel terbesar di dunia. Selain Vietnam, Turki juga tergolong besar dalam pengadaan mebel.

Menyusul setelahnya, adalah Amerika Serikat hingga Kanada yang banyak memproduksi mebel dengan berbagai jenis dan desain.

Menurut Hatta, dulu pasar mebel dikuasai Italia. Namun saat ini, pasar mebel terbesar justru dikuasai oleh China. Italia sekarang menempati peringkat 2 terbesar, sementara Jerman di posisi 3.

"Kita harus cari strategi bagaimana caranya supaya furnitur (Indonesia) ini bisa tidak kalah saing. Tidak gampang memang," jelas Hatta.

Berdasarkan kualitas, lanjut dia, produk-produk Indonesia dan China bila dibandingkan memang berbeda-beda.

Kualitas produk dengan bahan rotan sintetis, misalnya, Indonesia masih lebih unggul dibandingkan dengan China. Namun, harganya juga lebih mahal.

Dari segi desain, produk berbahan rotan sintetis buatan Indonesia juga lebih bagus. Sementara produk rotan sintetis China lebih sederhana dan anyamannya tidak terlalu rapi. Meski demikian, China masih lebih kuat.

"Ibaratnya ada sepuluh pasar barang-barang kayak gini, China pegang 9, kita (Indonesia) pegang 1. Cuma yang satu ini harganya kita lebih mahal, desain kita lebih banyak dan lebih bagus," tandas Hatta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+