PALEMBANG, KOMPAS.com - Pertama di Indonesia, teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) digunakan untuk membangun konstruksi Jalan Tol Trans Sumatera ruas Palembang-Indralaya (Palindra).
Teknologi ini dipilih untuk mengurangi kadar air dan kadar udara dalam tanah di lokasi pengembangan jalan tol yang merupakan daerah rawa.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Thomas Setiabudi Aden menjelaskan, penggunaan teknologi dalam pembangunan jalan adalah pilihan. Pasalnya, ruas Palembang-Indralaya ini berada di daerah rawa yang sesuai perhitungan dalam jangka waktu tertentu pasti terjadi penurunan tanah.
"Untuk itu, kami memilih untuk mempercepat penurunan tanah dalam waktu singkat sehingga cepat memadat melalui penggunaan teknologi VCM,” ujar Thomas, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (3/3/2016).
Sementara, cara biasa hanya dengan menerapkan sistem drainase vertikal melalui Perforated Vertical Drain (PVD). Thomas menjelaskan, untuk mempercepat penurunan tanah dan meningkatkan daya dukung tanah asli dengan VCM ini, air disedot melalui PVD.
Ditambahkan Penanggung Jawab Perbaikan Tanah PT Hutama Karya Infrastruktur, Resnu Aditya, pada uji tanah awal ditemukan bahwa dari panjang keseluhan 22 kilometer ruas tol tersebut, 16 kilometer pertama kondisi tanahnya harus dilakukan perbaikan.
Namun, dalam perkembangannya, sampai dengan kilometer 20, membutuhkan perbaikan walaupun sifatnya hanya pada titik tertentu.
“Dengan sistem VCM ini dapat dilakukan percepatan 4 bulan dibandingkan dengan metode konvensional yaitu satu tahun,” imbuh Resnu.
Kelebihan lainnya adalah tidak dibutuhkannya material tanah sebagai beban sementara. Selain itu penggunaan sumber daya yang minim juga meminimalisasi penggunaan alat berat. Konsolidasi atau penurunan tanah juga bersifat isotropik, sehingga risiko ketidakstabilan lereng dapat dieliminasi.
"Ditambah lagi teknologi ini ramah lingkungan, karena perbaikan tanah bersifat mekanis tanpa penggunaan bahan-bahan kimia," sebut Resnu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.