"Kalau biaya transportasi murah, logistik akan murah. Sekarang dibandingkan negara-negara lain biaya logistik kita 2-2,5 kali lipat. Kalau bisa itu harus turun setengahnya," ujar Jokowi di Medan, Rabu (2/3/2016).
Jokowi melanjutkan, dengan penurunan biaya logistik, maka daya saing Indonesia akan sama baiknya dengan negara lain. Dia berharap biaya transportasi dan logistik Indonesia lebih murah dengan pembangunan Tol Trans Sumatera tepat waktu.
Tol Trans Sumatera baru terbangun 180 kilometer. Kerlambatan ini, menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W Husaini, disebabkan masalah teknis.
"Pembebasan lahan sempat terhambat," imbuh Hediyanto.
Pembangunan ruas Tol Medan-Kualanamu sendiri dilakukan melalui pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian PUPR dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Jasa Marga Kualanamu Toll.
Campur tangan pemerintah ini diperlukan pada ruas-ruas tol yang semula tidak layak secara finansial menjadi layak untuk ditawarkan pengusahaannya kepada BUJT.
Adapun ruas Tol Medan-Kualanamu membentang hingga Tebing Tinggi dengan total panjang 61,70 kilometer. Seksi Tanjung Morawa (Medan)-Perbarakan-Kualanamu sepanjang 17,80 kilometer, pembangunannya dilakukan oleh pemerintah.
Sisanya, sepanjang 43,90 kilometer akan dibangun oleh PT Jasamarga Kualanamu Toll yang dibagi dalam 2 Seksi yaitu Seksi I Perbarakan-Lubuk Pakam, dan Seksi II Lubuk Pakam-Tebing Tinggi.
PT Jasa Marga Kualanamu Toll merupakan konsorsium 4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri atas PT Jasa Marga (persero) Tbk sebanyak 55 persen, PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk sebanyak 15 persen, PT Waskita Karya (persero) Tbk sebanyak 15 persen, dan PT Waskita Toll Road sebesar 15 persen.