Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepat Pembangunan Kawasan, Pengembang Gaet Investor Asing

Kompas.com - 31/10/2015, 19:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mempercepat pengembangan kawasan yang konsesi lahannya sudah dimiliki sejak lama, bahkan ada yang lebih dari dua dekade, para pengembang Nasional kian getol berburu investor asing. 

Jepang merupakan investor mancanegara yang paling intensif didekati untuk kemudian dipinang menjadi mitra strategis. Investor asal negeri Sakura ini memang terkenal royal membelanjakan dananya di Indonesia. Sebut saja Mitsubishi Corporation, Tokyu Land, Toyota Corporation, Mitsui Fudosan, atau AEON Group.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) mencatat hingga kuartal III-2015, realisasi investasi Jepang di Indonesia mencapai 917,3 juta dollar AS atau setara Rp 12,7 triliun. Dana sebesar itu digunakan untuk membiayai 399 proyek. Terbesar kedua setelah investasi Singapura dengan nilai 1,25 miliar dollar AS untuk 734 proyek.

Selain Jepang, investor asal negeri jiran, Singapura, juga kerap dibidik pengembang Indonesia. Terbaru adalah aliansi strategis antara Pollux Properties Indonesia dengan Qingjian Group Co. Ltd. Mereka digandeng untuk mengembangkan proyek skala besar di Bekasi, dan Jakarta.

Di Bekasi, Qingjian Group Co.Ltd bertindak selaku kontraktor utama. Mereka dipercaya membangun Pollux Mega Superblok Encore Bekasi seluas 2,1 hektar. 

Sementara di Jakarta, Pollux Properties Indonesia menempatkan Qingjian Group Co. Ltd., sebagai investor dalam proyek Pollux Mega Kuningan seluas 5.000 meter persegi. 

Menurut Senior Associated Director Colliers International Indonesia, Aldi Garibaldi, digandengnya investor asing oleh para pengembang Nasional macam Sinarmas Land Group, Lippo Group, dan Ciputra Group adalah demi manajemen risiko (risk management). 

"Itu adalah fenomena natural untuk risk management dan transfer kemampuan (expertise). Meski banyak dana asing, tidak serta merta menganulir proyek-proyek yang ditunda. kalau ini tergantung permintaan dan (kredit) bank," ujar Aldi kepada Kompas.com, Jumat (30/10/2015). 

Meski demikian, tetap saja pengembang merasa lebih aman dan percaya diri jika bermitra dengan investor asing. 

Bahkan Chief Executive Officer PT Sentul City Tbk Keith Steven Muljadi, mengakui bahwa kemitraan dengan AEON Group merupakan pernyataan (statement) yang sangat penting tentang kepercayaan asing terhadap Sentul City sebagai perseroan. 

Karena itu, tambah Steven, pihaknya sedang berbicara dengan investor-investor lainnya, khususnya asal mancanegara terutama asal Jepang. Tak hanya dari negeri Matahari Terbit, Sentu City juga membuka peluang investasi dari negara-negara lain macam Korea Selatan, China, dan Singapura. 

"Kami yakin dan percaya diri mampu menggaet dana asing karena Sentul City memiliki lokasi yang sangat strategis dan bisa masuk dalam strategi bisnis mereka," tutur Steven.

Terkait pengembangan AEON Mall dengan luas area sewa atau nett leasable area (NLA) 71.000 meter persegi, Steven menyebutnya sebagai langkah yang tepat masuk ke dalam strategi bisnis AEON.

"Mereka buka di barat (BSD City), timur (Jakarta Garden City) dan selatan (Sentul City). Makanya di Sentul City akan dibangun dua fase. Ini juga untuk mempercepat pengembangan Sentul City ke depan. Hadirnya asing di sini sebagai katalis baru yang bisa memacu aktivitas perekonomian," tandas Steven.

Arimbi Ramadhiani Pencanangan perdana Aeon Mall di Jakarta Garden City, Jakarta Timur, Rabu (7/10/2015).
Dia menambahkan, adanya AEON Mall di Sentul City akan mengubah wajah kawasan ke depan. Biasanya, jika satu investor Jepang masuk dan membentuk koloni, maka investor lainnya senegara akan mengikuti.

Sentul City sendiri memiliki izin prinsip seluas 3.000 hektar. Sejak dikembangkan pada 1993, baru seluas 900 hektar terbangun dalam berbagai bentuk dan fungsi properti. Mulai dari perumahan, komersial, hotel, pusat konvensi, fasilitas pendidikan, fasilitas olahraga hingga pusat belanja.

"Jadi, kendati turun 70 persen, namun kami optimistis ke depan, target marketing sales dapat terpenuhi," ucap Steven.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com