Menurut Hari, hingga September 2015, pengembang sudah memberikan kontribusi sebanyak 138.000 unit rumah dari total target 250.000 unit terbangun. Dia mengakui, memang belum seluruhnya terbangun dan siap huni, namun sudah dalam proses realisasi.
"Ada yang masih dalam tahap perizinan, pembebasan lahan, dan sudah dalam proses pembangunan. Itu bisa dilihat dari tingkat penyerapan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sudah mencapai Rp 5,1 triliun. Dari total nilai FLPP tersebut, ada yang merupakan bagian kami," jelas Hari.
Poltak mengungkapkan, bahwa kontribusi REI dan Apersi ternyata baru sebatas menyerahkan data-data perencanaan pembangunan. Mereka belum merealisasikan pembangunan rumah.
"Kami meminta data dari mereka dan kami kumpulkan bagaimana kesiapan pengembang dan asosiasi. Dari REI dan Apersi menyanggupi, (katanya) anggota mereka mau bangun tahun ini sekian unit. Nah, begitu kami jajaki ternyata (angka) itu baru ada pada tahap rencana, mau pembebasan tanah, terkendala soal izin. Jadi, angka yang mereka ungkapkan selama ini bukan rumah yang terbangun," papar Poltak kepada Kompas.com, Selasa (12/10/2015).