Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2015, 07:07 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Saking inginnya berinvestasi properti dan menikmati untung besar, banyak orang menjadi tidak sabar. Keputusan yang diambil terburu-buru dan hasilnya tak sesuai harapan.

Brendon deSimone, penulis Next Generation Real Estate: New Rules for Smarter Home Buying & Faster Selling menuturkan bahwa keputusan emosional akan berpotensi membuat investasi di sektor properti merugi. Menurut dia, keputusan emosional mungkin dipakai saat tren investasi properti baru muncul pada 1980.

Saat itu, informasi dan arus teknologi masih terbatas. Pertimbangan investasi tak memiliki banyaj syarat. Sulit bagi calon investor menelusuri rekam detail, legalitas, lokasi dan kondisi fisik bangunan properti secara lebih rinci dan membandingkannya dengan properti lain.

Pertimbangkan masak-masak

Dengan adanya perkembangan teknologi, akses informasi mengenai pasar properti menjadi terbuka luas. Calon investor mendapat kesempatan untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil keputusan. (Baca: Berencana Investasi Apartemen? Pertimbangkan Beberapa Hal Berikut…).

Salah satu cara praktis mendapat informasi ialah melalui internet. Hal penting yang harus diketahui ialah lokasi, performa pengembang, dan waktu pembelian sekalipun Anda membidik investasi properti mewah.

Harga tinggi properti tidak menjamin performa baik dari pengembang. Untuk itu, tak perlu tergesa-gesa, pertimbangkan dulu baik-buruknya.

Prediksi perkembangan di masa depan

Investasi paling baik adalah yang sesuai kebutuhan. Kalau sudah sesuai dan mendapat informasi lengkap, langkah selanjutnya ialah prediksi perkembangannya di masa depan. Untuk menimbangnya, Anda perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang properti dan seputar investasi.

Thinkstock Investasi yang paling baik ialah yang sesuai kebutuhan. Kalau sudah sesuai dan mendapat informasi lengkap, langkah selanjutnya ialah prediksi perkembangannya di masa depan.

Penjual properti saat ini sudah jauh lebih cerdas. Jangan mudah terbujuk promosi yang ditawarkan terutama saat pameran. Jangan membuat keputusan saat interaksi pertama dengan penjual. Carilah alasan untuk membuat interaksi bisa berlangsung lebih lama, kalau bisa lebih dari sekali.

Hal tersebut berguna untuk menghindari munculnya kesan Anda mudah tertarik dan membutuhkan properti tersebut sehingga penjual merasa berada dalam posisi tawar lebih tinggi. Kalau kesulitan memprediksi secara objektif, pakailah jasa agen properti untuk memberi pandangan.

Bila informasi yang didapatkan mengerucut pada kesimpulan bahwa investasi tersebut relatif aman dan tepat untuk Anda, maka inilah saatnya memutuskan. Selamat berinvestasi!

Baca juga: 5 Hal Wajib Diketahui tentang Apartemen Buatan Jepang di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com