Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegelisahan Hati Mereka yang Akan Digusur...

Kompas.com - 08/09/2015, 11:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Yusuf tidak akan bisa mendapatkan suasana ngumpul bareng lagi dengan rekan yang sama. Bercengkerama, mengolok-olok nasib dan masa depan tetangga sembari menikmati kudapan yang dihidangkan istri, ataupun memandang gemintang di langit Jakarta yang kadang kelam, kadang juga benderang.

Kampung Kebon Sayur bagi Yusuf adalah tanah airnya. Tanah tempat dia dibesarkan. Saksi bisu kenakalannya saat remaja, dan juga perjalanan romantikanya bersama gadis pujaan yang kini menjadi ibu dari dua anaknya. 

Di Kebon Sayur pula Yusuf menjadi tetua para tetangga berkeluh kesah, pendamai pertikaian suami-istri, dan panutan warga jika ingin melakukan sesuatu. Termasuk perayaan Hari Raya Kemerdekaan RI pada 29 Agustus lalu. 

Perayaan Hari Kemerdekaan ini, kata Yusuf, mungkin adalah kali terakhir. Karena itu, dia begitu bersemangat bahu membahu bersama warga mendirikan panggung dan memastikan segalanya berjalan sempurna.

Yusuf menyadari keriaan seperti 17 Agustusan ini mungkin tinggal kenangan. Saat penggusuran Kebon Sayur mencerabut keakraban, keguyuban, dan keceriaan warganya.

"Tapi toh, kami harus pindah. Kami hanya menuntut mendapatkan uang pengganti yang seharusnya menjadi hak kami. Agar kami bisa menggunakan uang tersebut untuk memulai hidup baru lagi. Saya tekankan, kami tidak menolak relokasi," tandas Yusuf.

Akhir 2016 rampung

Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Teuku Iskandar, Kelurahan Bidaracina merupakan salah satu yang akan ditata.

"Wilayah itu merupakan bagian dari lokasi pengerjaan normalisasi Kali Ciliwung ruas Jembatan Kampung Melayu-Jembatan Kalibata. Panjangnya 6,61 kilometer. Kami ditargetkan menyelesaikan pekerjaan selama 1.124 hari, hingga berakhir pada 31 Desember 2016," jelas Iskandar kepada Kompas.com, Kamis (3/9/2015).

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Permukiman padat di Bidaracina, di sepanjang bantaran Kali Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (27/8/2015). Bidaracina merupakan kawasan yang akan digusur terkait proyek normalisasi dan sodetan Kali Ciliwung.
Normalisasi Kali Ciliwung ruas Jembatan Kampung Melayu-Jembatan Kalibata ini mencakup pekerjaan utama yakni perkuatan tebing sungai, galiar alur sungai, pembuatan tanggul, dan jalan inspeksi.

Luas lahan yang dibutuhkan 26,97 hektar, meliputi, Kelurahan Kebon Baru 6,30 hektar, Kelurahan Bidaracina 6,30 hektar, Kelurahan Cikoko 1,01 hektar, Kelurahan Cawang 7,92 hektar, Kelurahan Pengadegan 2,90 hektar, dan Kelurahan Rawajati 2,54 hektar.

Sementara normalisasi Kali Ciliwung ruas Pintu Air Manggarai-Jembatan Kampung Melayu membutuhkan lahan seluas 14,64 hektar, meliputi lahan di Kelurahan Manggarai seluas 2,96 hektar, Kelurahan Bukit Duri 2,93 hektar, Kelurahan Kebon Manggis 2,75 hektar, Kelurahan Kampung Melayu 2,25 hektar, dan Kelurahan Kampung Pulo 4,02 hektar.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Aktivitas warga di Kampung Bidaracina yang berada persis di pinggir Kali Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (27/8/2015). Bidaracina merupakan kawasan yang akan digusur terkait proyek normalisasi dan sodetan Kali Ciliwung.
Adapun luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang akan dikembangkan adalah 337 kilometer persegi, dengan panjang sungai utama 109,7 kilometer. 

"Manfaat normalisasi ini adalah untuk mengembalian kondisi lebar Kali Ciliwung/galian alur sungai menjadi kondisi normal, yaitu 35-50 meter," imbuh Iskandar.

Selain itu, juga untuk perkuatan tebing, pembangunan tanggul, dan jalan inspeksi di sepanjang sisi Kali Ciliwung. Iskandar juga menerangkan, normalisasi sejatinya untuk memfungsikan kembali sempadan Kali Ciliwung sebagai jalan inspeksi, dengan lebar 6-8 meter, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik.


Saksikan video tim Kompas.com memotret suara hati warga Kampung Kebon Sayur, Bidaracina menghadapi penggusuran:

Kompas Video Mereka yang Akan Digusur di Bidaracina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com