Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Lippo, "Going to The East"

Kompas.com - 22/06/2015, 21:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Makassar, Sulawesi Selatan, betul-betul menjadi incaran pengembang besar. Usai Ciputra Group meresmikan diri sebagai mitra strategis PT Yasmin Bumi Asri dalam mengembangkan proyek jumbo, Center Point of Indonesia (CPI) di kawasan Losari, kini giliran Lippo Group.

Padahal, pengembang ini sudah memiliki portofolio berupa kota baru Tanjung Bunga melalui PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, dan tengah menggarap proyek multifungsi St Moritz Makassar.

Makassar diminati, menurut Chief Marketing Lippo Homes, Jopy Rusli, karena merupakan gerbang Kawasan Timur Indonesia. Makassar juga adalah pusat perdagangan, selain Jakarta. Pusat perdagangan ini meliputi pertambangan, perikanan atau kelautan, pertanian, dan juga industri. 

"Ini sesuai dengan strategi kami, going to the east. Dan Makassar adalah sentranya. Selain di sini, kami juga da proyek di Manado yakni Monaco Bay," tutur Jopy kepada Kompas.com, Senin (22/6/2015).

Jopy melanjutkan, pertumbuhan ekonomi kota berjuluk Anging Mamiri ini juga termasuk tinggi dan melebihi pertumbuhan ekonomi Nasional. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kota Makassar sebesar 9,23 persen pada 2014 lalu. 

Demikian halnya dengan jumlah populasi yang terus tumbuh dan merupakan pasar potensial. Dengan jumlah penduduk 1,8 juta orang, Makassar merupakan pasar besar yang menawarkan potensi menjanjikan.

"Kami meneguhkan eksistensi tidak hanya satu atau dua proyek saja. Kami juga akan menambah portofolio lainnya. Dalam waktu paling lambat akhir Desember 2015, kami akan meluncurkan proyek baru waterfront project," ungkap Jopy.

Saat ini, tambah Jopy, proyek anyar tersebut masih dalam tahap desain dan perhitungan gross development value (GDV). Karena ternyata, pasar Makassar demikian dinamis, sehingga ada beberapa perubahan yang harus mengadopsi dinamika pasar tadi.

Dari berbagai informasi yang dihimpun Kompas.com, proyek terbaru Lippo Group ini mencakup residensial dan komersial dengan komposisi 50:50. Lippo mengakuisisi lahan seluas 28 hektar. 

Bayar "cash"

Agresifnya Lippo Group mencengkeram Kota Makassar tak lepas dari kinerja ST Moritz Makassar. Sejak dibuka akhir 2013 lalu, penjualan superblok St Moritz di kawasan Panakukang,  ini mengalami kelebihan permintaan 110 persen.

Pada tahap pertama, Lippo baru memasarkan menara apartemen pertama dari tiga menara apartemen yang ada dengan penawaran sebanyak 286 unit. Harga yang dibanderol mulai Rp 700 juta per unit. Ada pun ukuran unitnya meliputi 35 meter persegi, 70 meter persegi, dan 105 meter persegi. 

"Antusiasme pasar sangat bagus. Lebih banyak konsumen yang membeli apartemen St Moritz dengan cara cash (kontan). Hanya sedekit yang menggunakan fasilitas kredit pemilikan apartemen (KPA). Karena itu kami yakin dengan pasar Makassar," tutup Jopy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau