Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Makassar Tinggi tapi Infrastruktur Mandek

Kompas.com - 10/06/2015, 22:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Terletak di Sulawesi Selatan, Makassar adalah satu dari kota sekunder atau menengah yang ada di Indonesia. Meski begitu, Makassar merupakan kota yang strategis karena lokasinya tepat di tengah Indonesia.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menjabarkan hal tersebut saat diskusi bertema "Secondary Cities" pada acara New Cities Summit Jakarta 2015, di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (10/6/2015).

"Jika Anda tinggal di Makassar, Anda bisa pergi ke mana saja dalam waktu yang hampir sama. Dengan demikian, Makassar memiliki posisi yang sangat baik di Indonesia," ujar Ramdhan di hadapan para peserta diskusi yang berasal dari berbagai belahan dunia.

Ramdhan melanjutkan, dari lima kota besar di Indonesia, Makassar termasuk di dalamnya. Kota ini merupakan hub atau pusat perdagangan di Indonesia, selain Jakarta. Pusat perdagangan ini meliputi pertambangan, perikanan atau kelautan, pertanian, dan juga industri. Selain itu, Makassar juga menjadi jantung edukasi dan pariwisata.

Populasinya, tambah dia, mencapai 1,8 juta orang. Dengan persentasi 9,23 persen pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Makassar pun merupakan yang tertinggi di Indonesia.

Namun, Ramdhan mengeluhkan masalah infrastruktur di kota tersebut. Pembangunan infrastruktur tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Masalah tersebut muncul karena adanya birokrasi dari pusat. Menurut Ramdhan, untuk membangun Makassar, dan juga kota-kota lainnya di Indonesia, pemerintah kota harus menunggu birokrasi dari pusat dan provinsi.

"Makassar sangat membutuhkan dukungan dari pusat. Selain itu, Makassar juga butuh dukungan investasi, melalui pinjaman," sebut Ramdhan.

Ia berharap, kebijakan dan otoritas dari pusat bisa memudahkan Makassar mendapatkan investor. Menurut dia, mungkin saja ada pihak asing yang berminat berinvestasi di kota berjuluk "anging mamiri" ini, tetapi terganjal oleh birokrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau