Selain Jepang, segmen utama pasar hotel Ubud adalah Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Jumlah kedatangan mereka konstan selama tiga tahun terakhir. Mereka datang ke Ubud sebagai tujuan akhir atau penutup dari rangkaian kunjungan ke pantai selama di Bali.
Pasokan hotel
Ubud kian tenar saat mendapat publikasi internasional berupa pembuatan film bertajuk "Eat, Pray, Love" yang dibintangi Julia Roberts pada 2010. Film berbasis novel dengan judul sama, menampilkan Ubud sebagai kawasan wisata indah, alami, dan tradisional.
Publikasi tersebut, jelas saja memicu para pebisnis hotel internasional memasuki pasar Ubud. Mengutip data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar, terdapat 409 hotel di Kabupaten Gianyar pada 2013. Tidak seperti daerah lain di Bali, jumlah hotel ini memang belum sepadat kawasan lainnya. Namun, pertumbuhannya justru signifikan.
Dari total jumlah hotel tersebut yang berklasifikasi mewah dalam bentuk resor, vila, dan hotel butik, sebanyak 21 persen. Termasuk Four Seasons Sayan dan Chedi Club at Tanah Gajah. Sementara hotel kelas menengah 29 persen. Sebagian besar lainnya adalah hotel kelas ekonomi dan bed and breakfast yakni 43 persen.
Menurut HVS, jumlah hotel di Ubud, akan semakin banyak hingga 2018 mendatang dengan penambahan 860 kamar baru dalam 10 hotel. Sebagian besar hotel baru ini berklasifikasi mewah dan kelas atas.
Kesepuluh hotel tersebut adalah The Ritz-Carlton Reserve Mandapa dengan total 60 kamar, Swiss-Belhotel Ubud dengan 21 vila, Melia Ubud 49 vila, The Westin Ubud 107 kamar, The Golden Tulip Ubud Resort 80 kamar, Bisma Eight 38 kamar, Padama Resort Ubud 149 kamar, Solis Ubud 108 kamar, Waldorf Astoria Ubud 100 kamar, dan Aloft Ubud 148 kamar.
Kinerja
Mereka hadir karena kinerja perhotelan di Ubud terus tumbuh selama tiga tahun terakhir. Tingkat penghunian kamar (TPK) pada 2012 mencapai 55 persen, setahun kemudian berada pada posisi 60 persen, dan 2014 bertengger pada angka 62 persen.
Tingginya TPK tersebut disebabkan kurangnya pasokan, terutama di segmen pasar hotel mewah yang mengalami kelebihan permintaan.
Selain TPK yang tumbuh positif, juga tarif rerata harian atau average daily rate (ADR) merangkak menjadi 545 dollar AS pada tahun lalu, dari sebelumnya 520 dollar AS tahun 2013, dan 475 dollar AS tahun 2012.
HVS memprediksi pertumbuhan pasokan, permintaan dan kinerja selama tahun 2015 akan berjalan positif. Kepercayaan pasar, terutama dari Eropa semakin menguat. Pasar Eropa selama ini berkontribusi besar dalam TPK hotel segmen mewah.
Dengan demikian, pasar hotel mewah punya ruang untuk tumbuh lebih pesat dengan rerata tarif 600 dollar AS per malam. Sementara pasar kelas atas relatif stabil berada pada angka 70 persen-71 persen selama kurun 2012-2014. Begitu juga dengan ADR yang tumbuh 6,5 persen dengan rerata 210 dollar AS pada 2012, 220 dollar AS pada 2013, dan 235 dollar AS pada 2014.